DIKA

1.7K 58 3
                                    

"Dek ayo udah siap belum? Mama tunggu di bawah ya." Ucap Nila yang sudah rapi nan cantik, memakai dress panjang semata kaki.
Malam ini adalah party rekan kerja dalamsebuah perusahaan ternama di Jakarta Selatan.

Dika pun turun dengan pakaian formalnya, ia sangat tampan satu memakai kemeja polos hitam dan jas putihnya, senada dengan dasi yang terlampir di lehernya. Dengan gaya coolnya yang akan membuat kaum hawa terpana melihat pesona seorang Dika.

Nila tersenyum melihat anaknya yang begitu tampan seperti Ayah-nya yaitu Manu Fernandez, Nila tak sadar menitikan air mata, andai saja Manu ada dan Diva juga, andai saja waktu bisa terulang kembali dan dimana keluarga kecil mereka bersatu. "Stop Nila kamu jangan pernah memikirkan dia, yang sudah menyakiti dan melantarakan kamu dan anak-anak demi wanita lain? Buang jauh-jauh pemikiran itu Dika dan Diva berbeda tidak seperti Ayah nya." Batinnya

"Mama nangis." Tanya Dika heran.

"Nggak ko sayang, Mama hanya teringat soal abang kamu? Kalo dia ada pasti akan heboh sendiri." Nila tersenyum, walau hatinya terus berkata untuk menangis.

Dika mengetahui apa yang di sembunyikan Mamanya, ia mengerutkan dahi sambil berjalan menghampiri sang bunda.

"Mama bohong? Pasti Mama memikirkan pria itu kan? Buat apa? Toh dia tidak perduli terhadap kita. " Dika tersulut emosi, ia akan berbicara panjang kalo sedang marah besar.

"Sayang Ma_____."

"Kita pergi." Dika berjalan mendahului ibunya, yang masih terpaku di tempat.

"Mama tidak mengerti kenapa kamu bisa berubah? Bagaimanapun juga dia adalah Ayah kamu Dika." Nila membantin, ia menghelanapas dengan tingkah putra bungsunya.

Mereka masuk kedalam mobil Alphard yang di supir oleh pak Bejo, mobil yang di tumpangi mereka pun melaju dengan kecepatan sedang, meninggalkan perkarangan kediaman mereka.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke hotel bintang lima ternama di kota jakarta. Di jln. Kemang no 1 jakarta selatan, Hotel Swiss-belhotel ini bernuansa Eropa Timur, sangat takjub dengan dekorasi tidak terlalu formal namun terlihat indah oleh pandangan.

"Hey jeng Nila apa kabar?" Sapa Athala dengan tersenyum ramah.

"Eh hey, alhamdulillah baik jeng. Kali ini bareng sama siapa?" ujar Nila sambil tersenyum hangat.

"Oh, kali ini bareng keluarga, kenalin nih anak perempuan ku namanya Devina." Ucap Athala dengan memperkenalkan anak gadis di sampingnya.

"Halo tante, salam kenal." ucap Devina dengan bersalin tangan Nila dan tersenyum ramah.

"Oh iya, cantik ya seperti kamu Thal."

"Ah biasa aja ko tan, malahan cantikan Mama dari pada aku hehe. " Devina terkekeh geli.

Akhirnya mereka tertawa renyah.

"Nil anak laki kamu dimana? Nggak ikut?" tanya Athala

"Tadi di_____ nah itu dia." jawab Nila sambil menunjuk Dika yang sedang menghampiri mereka.

"Ma nyariin." ucap Dika, hanya Nila yang mengerti basahan Dika yang lain hanya mengatakan dahi tak mengerti.

"Iya, kenalin nih teman kerja Mama sekaligus teman masa SMA namanya tante Athala dan ini anaknya Devina."

Dika bersalin tangan kepada Athala, tapi saat Devina lihat ke depan ia terkejut dan.

"Lo." ucap mereka barengan.

Para orang tua hanya senyam-senyum nggak jelas.

"Dek kalian saling kenal nih ceritanya?" Tanya Athala.

Benci Menjadi Cinta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang