4# Need Time

6.3K 738 71
                                    

Hug Me
Second story of Friend

By Mochi0511

Enjoy~!
.
.
.

Miring = flashback

Ten bodoh. Bahkan terlalu bodoh untuk menyadari ucapan Johnny pada nya. Entah apa yang membuatnya bingung seperti ini. Dia tidak berniat untuk menolak Johnny apalagi mengucapkan kata-kata yang bisa membuat Johnny sakit hati. Merasa resah dengan perasaannya, dan itu membuat dia semakin bingung. Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak ingin salah dalam mengambil keputusan. Johnny terus meminta maaf padanya, dan Ten bilang dia sudah memaafkan Johnny. Bahkan sebelum pria itu sadar. Soal perasaanya, tentu saja dia masih mencintai Johnny. Hanya saja, rasa takut untuk kembali bersama Johnny terlalu kuat menguasai pikirannya. Hati nya berkata, bahwa tidak ada salahnya untuk kembali pada Johnny, namun otak nya selalu tidak tergerak untuk melakukan itu.

Ten hanya tidak ingin, Johnny kembali berubah pikiran dan menjadi Johnny yang tidak Ten kenal lagi. Ten ingin Johnny yang benar-benar tulus. Bukan hanya Johnny yang merasa kasihan padanya. Ten tidak pernah menyesal bertemu dengan Johnny, bahkan dia bersyukur. Tapi takdir yang membuatnya hancur. Membuat hatinya benar-benar terluka. Bahkan saking sakitnya, Ten sudah mulai terbiasa dengan ini.

Ucapan Johnny tadi, masih teringat dipikirannya, dan itu membuat Ten ingin manangis lagi. Entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan.

Sang ibu, melihat anaknya yang terduduk diatas kursi roda, sambil menangis didalam kamarnya itu merasa iba. Ia menghampiri Ten, mengelus rambutnya dengan lembut, dan memberinya pelukan penenang.

"Kau tau? Yang kau ucapkan tadi membuat salah satu pihak merasa sakit hati." Ucap ibu Ten. Ten mengangguk pelan, isak tangisnya makin terdengar. Merasa menyesal dengan apa yang dia ucapkan pada Johnny.

"A-aku..hanya tidak siap bu.." ucap dengan dengan bergetar. Dia mengusap air matanya kasar, dan sialnya air mata itu tidak berhenti keluar.

"Ibu mengerti, kau trauma. Tapi tidak ada salahnya untuk memberikan dia kesempatan untuk mencoba." Ten mengangkat kepalanya, manatap sang ibu dengan tatapan lemah nya.

"Ibu bisa melihat ketulusan Johnny tadi, dan ibu rasa dia bersungguh-sunguh." Lanjut ibu Ten. Ten masih terdiam, masih mendengarkan ucapan ibunya.

"Tapi keputusan ada padamu, ibu berkata seperti ini agar kau tidak menyesal nantinya. Mungkin Johnny akan kesini lagi besok, dan jika kau mungkin ingin mulai menerima nya, kau bisa lakukan itu besok." Ibu Ten bangkit lalu mengusap rambut dan mencium kening Ten dengan sayang.

"Kau bisa memikirkannya kembali. Semuanya belum terlambat." Dapat terdengar bahwa Ten kembali terisak, ia menghapus air matanya dengan kasar.

"Ini.." ibu Ten memberikan sebuah kotak pada Ten. "Dari Johnny, ia tidak sempat memberinya karena kau langsung pergi tadi." Ten menoleh, melihat kotak itu, lalu beralir menatap ibunya. Sang ibu tersenyum lalu Ten mengambilnya dengan ragu. Ia menunduk kala sang ibu mengusap pundaknya. Setelahnya ibu Ten keluar dari kamar anaknya. Memberi waktu untuk lelaki manis itu memikirkan ulang keputusannya.

Ten mengusap kotak itu, dan air matanya kembali jatuh tepat di atas barang pemberian Johnny. Ten menghela nafasnya, untuk menguatkannya. Dengan perlahan, Ten membuka kotak itu. Air matanya kembali jatuh. Terdapat sebuah bingkai foto didalamnya. Tidak terlalu besar, tapi cukup membuat hati Ten terharu. Itu adalah foto yang diambil saat Johnny dan Ten pertama kali menonton film horor dirumah Ten. Dulu Ten sangat membenci foto ini karena wajah nya yang dicoret menggunakan spidol. Tapi mengingat nya, tanpa sadar membuat Ten tersenyum.
.

Hug Me |°JohnTenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang