2 ; Contract.

1K 111 16
                                    









"Ikatlah kontrak denganku, Kim Seokjin. Aku akan menemanimu, hidup dan mati."








"Oh, ya? Menemaniku? Aku sudah tak percaya dengan kata-kata semacam itu lagi sekarang," Seokjin tertawa kecil.

"Kalau kau tak percaya, aku bisa membuktikannya padamu, Seokjin."

Seokjin terlihat mencerna ucapan Namjoon sejenak, lalu kembali menatap ke arah Namjoon.

"Oh ya? coba buktikan padaku."

Seokjin benar-benar tak paham lagi dengan isi otaknya saat ini. Mengikat kontrak atau apalah itu? Hidup dan mati? Dan bahkan dengan makhluk yang baru saja ia temui–di pemakaman pula.

Namjoon tertawa pelan tapi puas setelah mendengar jawaban Seokjin yang sepertinya sudah bisa ia prediksi sedari awal itu.

"Dengan senang hati, tuan.", Namjoon pun meraih lalu mengecup singkat punggung tangan Seokjin.

Kini kepala Namjoon naik ke bagian leher Seokjin. Ia mengendusnya pelan, lalu perlahan menggigitnya. Menghasilkan sebuah bercak merah keunguan. Seokjin hanya dapat meringis pelan.

"Dengan ini, artinya mulai sekarang aku milikmu, tuan—"

"Tolong jangan panggil aku 'tuan', itu menjijikkan."

Well, sejujurnya Seokjin memang sangat terganggu semenjak panggilan 'tuan' pertama yang baru saja Namjoon berikan beberapa menit yang lalu itu keluar dari bibir Namjoon.

"Eh?", Namjoon kini malah yang terlihat bingung.

"Okay. kalau itu maumu. Jinseok," Namjoon tersenyum miring ke arah Seokjin. Seokjin yang mendengar ucapan Namjoon barusan hanya dapat meng-iya-kan saja.

Kini Namjoon mendekatkan bibirnya ke telinga Seokjin, lalu berbisik pelan.

"Ah. Sepertinya aku belum memberitahumu bahwa sekarang seluruh tubuh dan jiwamu juga resmi menjadi milikku, ya."

***

Ini tidak masuk akal.

Benar-benar tidak masuk akal.

Mengikat kontrak dengan iblis? mungkin kalian semua berpikir itu adalah hal yang keren dan sangat badass.










Namun, tidak.

Sama sekali tidak.








Kim Seokjin, 20 tahun. Hanya seorang pemuda biasa yang baru saja kehilangan satu-satunya anggota keluarganya—yang membuatnya bertemu dan mengikat kontrak dengan seorang iblis yang kini biasa ia panggil 'Namjoon'—seorang iblis tampan yang kini tengah bersantai memakan keripik kentang sambil menonton televisi dan tiduran di sofa Seokjin.

"Namjoon."

"Ya?"

"Lihat aku kalau bicara!", Seokjin yang berdiri di belakang sofa yang tengah ditiduri Namjoon itu mengeraskan volume bicaranya.

Demon ; NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang