Seokjin membuka kedua kelopak matanya. Ia mengelus pelan sikut tamgan kirinya yang terasa sedikit pegal karena sepertinya bertatapan dengan sebuah benda entah apa itu. Penasaran, ia pun mulai mengedarkan pandangannya pada benda tersebut. Dan oh-hanya sebuah porsneling mobil-tunggu. Kenapa ada porsneling di kamarnya?
Ia menatap sekitar, dapat ia simpulkan bahwa saat ini ia sedang berada di dalam mobil dengan pakaian casual yang rapih. Ia lirik jam digital yang terdapat pada mobilnya. Menunjukkan pukul 08.45 pagi.
"Pagi"
Seokjin menoleh ke asal suara. Terdapat Namjoon di jok penyupir, ia terlihat sedang mengutak-atik kuku jarinya.
Tunggu, kenapa Seokjin bisa berada di mobil?.
"K-kau-"
"Aku meminjam tubuhmu sebentar tadi. Aku hanya menggunakannya untuk mandi dan berganti baju, bukan untuk yang aneh-aneh." ucap iblis itu santai.
"Dan kau bilang itu tidak aneh-aneh?" Seokjin tertawa kecil.
"Lagipula untuk ap-oh."
Seokjin memperhatikan keluar jendela. Sebuah cafe terlintas di pandangannya.
"Well, terimakasih."
Dilihatnya jam digital pada mobilnya itu kembali, sudah pukul 8.54
Seokjin menghela nafasnya, ia pun mengaca sejenak lalu membuka pintu mobil yang semula tertutup rapat.
"Kau jangan kemana-mana. Diamlah disini saja" ucapnya pada Namjoon. Dan-tentu saja Namjoon malah menunjukkan ekspresi tak terima.
"Apa maksudmu? kau pikir siapa yang sudah membantumu melakukan semua ini? kalau tanpa aku kamu bahkan gak akan berani buat-"
"Argh! lupakan! Sudahlah, ikutlah turun." Seokjin pun membanting pintu mobil itu cukup keras. Namjoon malah tersenyum puas.
-
"Umm.. tuan Kim Seokjin, benar? dan kau..?"
"Namjoon. Kekasihnya Jinseok." dan lagi-lagi iblis itu menjawab dengan kata-kata sialan barusan.
Sang polisi terlihat tersenyum canggung didepannya, sedangkan polisi yang satunya lagi menampakkan ekspresi tak peduli lalu memutar matanya. Cih, niat bekerja gak sih?
"Ah.. ya. Kalau begitu saya Park Jimin, dan disebelah saya ini Min Yoongi. Kami berdua yang akan mengurus lebih lanjut kasus Taehyung. Sekali lagi salam kenal" polisi itu tersenyum ramah.
"Ah, ya. Kurasa kita bisa langsung membahas topiknya. Ehm, jadi.. kalau anda belum tahu jelas rangkai kejadiannya, pada hari seusai pemakaman Taehyung, pihak rumah sakit datang dengan seorang pemuda yang mengaku sebagai mantan kekasih Taehyung ke kantor kami. Kalau yang keluar dari mulut mereka sih, bahwa pihak cctv rumah sakit menunjukkan rekaman pada malam sebelum pergi-nya Taehyung, disitu terlihat ada seorang pemuda dengan pakaian serba hitam yang masih belum kita ketahui identitasnya, ia terlihat berusaha merusak salah satu kamera cctv di kamar Taehyung, dan untungnya ia tak mengetahui bahwa ternyata ada dua kamera cctv di kamar Taehyung. Jadi, kita bisa melihat jelas rangkai kejadian bahwa pria tersebut berusaha melepas selang-selang yang semula dipasangkan di tubuh Taehyung dan.. ia juga terlihat memumbuk-numbuk wajah Taehyung dengan menggunakan bantal sofa." jelas sang polisi bermata sipit itu panjang lebar.
Seokjin dan Namjoon hanya manggut-manggut, hingga akhirnya sang polisi yang tadi diperkenalkan atas nama 'Yoongi' itu ikut bicara.
"Kalian tidak penasaran sama sekali, 'kah?"
Manik Seokjin kini menatap polisi yang lebih pendek darinya itu.
"Apakah wajahku terlihat seperti wajah seorang pemuda yang tak penasaran dengan orang sialan yang telah membunuh satu-satunya orang yang bisa kusebut 'keluarga' yang tersisa?"
"Yah.. itu tergantung kau sendiri, sih." polisi itu terlihat merapikan dua sampai tiga kertas yang sedari tadi dipegangnya. Ia lalu menyodorkan salah satu dari ketiga kertas itu pada Seokjin.
"Kami sudah berusaha menyelidiki sidik jari di bantal rumah sakit tersebut, dan pria inilah yang cocok dengan sidik jari tersebut."
Seokjin memperhatikan selembar kertas tersebut. Tunggu, ia tak asing dengan wajah orang di selembar kertas tersebut. Diliriknya kolom nama yang tepat berada di sebelah foto tersebut.
'Jung Hoseok'
-
Jung Hoseok..
Jung Hoseok..
Jung Hoseok..
Nama pemuda tak bersalah itu terus menerus terngiang di kepala Seokjin. Ia jelas-jelas mengetahui nama itu. Mengetahui wajah itu. Tapi siapakah dia? sial! Seokjin tak mengingatnya sama sekali.
Seokjin masih terus berdiam di kasur kamarmya seraya mengutak-atik laptop miliknya-yang setahun lalu ia berikan pada Taehyung.
Pemuda itu sedang membuka seluruh social media yang dimikiki Taehyung. Hanya untuk mencari nama seseorang. Jung Hoseok.
Kini ia sedang sibuk membuka satu persatu akun followers Taehyung di instagram. Dan sialannya, berkat ketampanan mendiang adik semata wayangnya itu membuat seokjin harus menge-cek satu persatu dari kurang lebih 9000 akun yang mengikuti akun adiknya itu.
Namjoon yang sedari tadi duduk manis disebelah Seokjin itu hanya dapat menatapi Seokjin tak percaya. Ia benar-benar melakukan itu semua hanya untuk Taehyung, orang yang bahkan sudah tak ada di kehidupan ini dan well, itu cukup membuat Namjoon bangga pada pemuda yang ia aku-akui sebagai kekasihnya tersebut.
"Jinseok.. tadi kan mereka sudah bilang bahwa pelakunya belum pasti Jung Hoseok. Lagian kalau sidik jari dari bantal sofa.. bisa saja dari penjenguk lain, 'kan?"
Namun jujur dari dalam hatinya, Namjoon tak bisa melihat Seokjin terus tersiksa seperti ini.
Namjoon melirik jam pada laptop Seokjin. Ini sudah tengah malam. Jam 00.32
"Jinseok.. kau harus tidur."
Namun Seokjin masih tak menggubris, tatapan dan sepertinya jiwanya masih melekat pada laptop didepannya.
Namjoon pun meraih paksa laptop yang semula terdapat pada pangkuan Seokjin tersebut.
"A-"
Namjoon meletakkan tangan kirinya pada kedua mata Seokjin, sehingga Seokjin tak dapat melihat apapun.
"Joon? apa sih?"
Namjoon mendekatkan jarak antara bibirnya dan telinga Seokjin, ia lalu berbisik pelan.
"Tidur."
Setelah itu hening. Tiba-tiba saja Seokjin sudah tertidur. Namjoon terkekeh pelan melihat makhluk manis keras kepala disebelahnya tersebut kini suda terkulai lemas. Namjoon lantas ikut memejamkan kedua matanya.
Tbc.
Maaf pendek, next chapt janji bakal lebih panjang:')
Jangan lupa voment!💜
-Hikaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon ; Namjin
FanfictionSeokjin yang pada saat itu tak berpikir panjang, langsung menerima ajakan sang 'iblis' untuk mengikat kontrak dengannya, dengan suatu syarat.. [Namjin, bxb, yaoi] inspired from 'Black Buttler'