[Rate : T-M]
Seokjin terbangun. Kini ia sudah berada di jok penumpang bagian depan mobilnya, dengan dua kantong belanja yang sudah berada di pangkuannya.
Ia melihat ke sisi kanannya, terdapat Namjoon disana, ia sedang menyetir dengan santai seraya memakan es krim rasa vanilla yang ia pegang di tangan kanannya.
Butuh beberapa detik untuk Seokjin agar ia tersadar sepenuhnya dan mengingat apa yang terjadi sebelum ia tak sadarkan diri.
Ia pun tersentak pelan, bergerak seolah menjauhi Namjoon.
Namjoon yang menyadari bahwa Seokjin sudah terbangun itu pun mengalihkan pandangannya ke arah Seokjin sejenak, lalu mengembalikan pandangannya ke jalan.
"Oh, kau sudah bangun?"
"Apa yang kamu lakukan padaku?!"
Namjoon kembali menatap Seokjin malas.
"Kau jelas terus-terusan memerintahku, Jinseok. Aku malas", Namjoon memutar bola matanya.
"Dan bagaimana kantung-kantung belanjaan ini sudah ada disini? Kamu membayarnya? pakai uang siapa?", Seokjin terus menghujani Namjoon dengan berbagai pertanyaan, Namjoon menatap Seokjin heran.
"Huh? Jadi ini tidak gratis?"
"Bodoh! Tentu saja tidak!", Seokjin menepuk dahinya.
"Lalu bagaimana kau bisa membawa ini semua kesini?", Lanjut Seokjin.
"Umm.. Aku hanya meminta benda putih berbahan plastik ini ke kasir lalu menaruh semua barang yang kau masukkan ke benda yang kau sebut 'keranjang' itu. lalu keluar, deh."
"Ah, ya. by the way aku meminjam tubuhmu sebentar tadi, hehe.", tertawanya tak bersalah.
"Apa kau sudah gila?! bodoh!", Seokjin menggeleng-gelengkan kedua kepalanya tak percaya. Namjoon tak menanggapi.
-
Ini sudah jam tujuh malam, Namjoon sedang sibuk menonton televisi seraya memakan beberapa bungkus snack yang tadi ia dan Seokjin baru saja beli di supermarket.
Sementara Seokjin yang baru saja menunggu masakan yang dimasaknya agar matang itu berjalan ke arah Namjoon dan duduk disebelahnya.
"Jinseok, benda kotakmu bergetar!"
"Huh?—oh."
Seokjin yang baru menyadari bahwa 'benda kotak' yang dimaksud Namjoon itu adalah handphone miliknya itu pun langsung mengambilnya. Dilihatnya beberapa notifikasi dari LINE. Ia melihat nama pengirim, 'Jeon Jungkook', yang terlihat mengirimi pesan berupa 'P', 'Seokjin', 'Kak..' , dan 'Ini penting' itu tanpa henti.
Seokjin yang sedang tak ingin berurusan dengan hal-hal yang berbau dengan Taehyung dan keluarganya saat ini pun menyentuh salah satu notifikasi tersebut—bukan untuk menjawabnya. Melainkan untuk mematikan notifikasinya agar tak mengganggu. Ia lalu melempar handphone-nya pelan.
Namjoon menatap Seokjin heran.
"Sehat?", tanya iblis itu.
Seokjin menatap Namjoon malas.
"Hm."
Namjoon pun mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon ; Namjin
FanfictionSeokjin yang pada saat itu tak berpikir panjang, langsung menerima ajakan sang 'iblis' untuk mengikat kontrak dengannya, dengan suatu syarat.. [Namjin, bxb, yaoi] inspired from 'Black Buttler'