Double Date

344 52 0
                                    


Sudah 20 menit sejak mereka tiba di mal. Nabilah dan Shani masih saling melotot satu sama lain seolah-olah mereka ingin membakar wajah masing-masing. Gracia dan Gaby menjadi frustasi dengan perilaku mereka berdua.

Setelah berputar-putar di mall, mereka kembali memutuskan untuk makan di sebuah restoran

"Nabilah! Makannya jangan terlalu cepat! " tegur Gaby, melihat Nabilah yang langsung menelan makanannya tanpa mengunyah.

"Sungguh tidak beradab. Memalukan." ucap Shani sinis.

"Pikirkan urusanmu sendiri dan makan sapi sialanmu, vampir! Kau bahkan tidak perlu makanan yang dimasak! " balas Nabilah berteriak, mencibir daging sapi rebus yang sedang Shani makan. Sepertinya kalimat itu menarik perhatian dari beberapa orang.

"Shhhhh !! Apa kau ingin semua orang tahu? " tegur Gracia pada Nabilah.

"Maaf aku mengatakan ini Gaby, tapi kau harus belajar bagaimana untuk menjinakkan binatangmu ini." ucap Shani sopan.

"Kenapa kau tidak-" ucapan Nabilah segera dipotong oleh Gaby.

"Nabilah sayang, dia benar. Kamu harus belajar bagaimana memilih Kata - kata mu saat bicara. Dan tolong makan makananmu dengan benar. "

"Kalau begitu suapi aku ... " Nabilah membuka mulutnya lebar.

Gaby mencubit wajah Nabilah gemas, kemudian menyuapinya. Hal itu menimbulkan tatapan jijik dari Shani dan Gracia.

"Kau tahu, aku lebih suka adegan sebelumnya daripada adegan sekarang." ujar Gracia melihat Gaby dan Nabilah yang tenggelam dalam dunia indah mereka sendiri tanpa memperdulikan yang lain.


Shani kemudian memulai obrolannya dengan Gracia. "Gre, apa kamu keberatan jika kita pergi kencan sendiri lain waktu?"

Gracia terkejut dengan pernyataan Shani yang tiba-tiba.

'E-Eh? Kencan? S-Sendiri? Aku dengan senang hati melakukannya, tapi aku terlalu malu untuk mengatakannya. ' pikir Gracia.

"Katakan saja, Gre." Gaby tiba-tiba tersenyum.

"Eh? Apa yang kau bicarakan? " Tanya Gracia, mencoba untuk bertingkah bodoh.

"Kau ingat aku punya kelebihan?" ujar Gaby sambil menunjuk ke dahinya sendiri.

"B-Berhenti membaca pikiran orang lain!" teriak Gracia jadi salah tingkah.

"Jadi, apa jawabanmu, Gre?" Tanya Shani lagi.

"A-aku rasa tidak masalah." Jawab Gracia lembut dan malu-malu.

"Itu bagus! Aku ingin memanfaakan setiap waktu denganmu sebelum terlambat. " ucap Shani.

"Apa maksudmu sebelum terlambat?" Tanya Gracia tampak bingung.

"O-Oh .. Tidak ada. Aku hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu. Itu saja. " Shani tersenyum.

Tapi senyum itu tampak tidak alami. Seolah-olah ada kesedihan di dalam senyum itu.

"Yah, kita sudah selesai di sini, jadi ayo kita pergi." ucap Nabilah sambil menarik Gaby menjauh dari restoran, meninggalkan Gracia dan Shani untuk membayar tagihan.


Gracia dan Shani berhasil menyusul ketika mereka melewati sebuah timezone.

"Wah, timezone! Ayo kita masuk! " usul Nabilah.

Sebuah mesin punch meter menarik perhatian Nabilah. "Gab, ayo kita main itu. " ucap Nabilah sambil menunjuk ke punch meter.

"Baiklah. Tapi tolong tahan kekuatan mu, Bil. " ucap Gaby memperingatkan.

Blood and MoonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora