Taruhan

299 42 0
                                    

Pertempuranpun berlanjut. Salah satu zombie mencoba untuk meraih Shani, ia melompat dan menggunakan bahu zombie sebagai pijakan hingga berada di belakang lalu memberikan dua pukulan kuat pada punggung dan mematahkan lengan secara bersamaan. Lalu ia melompat ke zombie lain, meluncur diantara kakinya kemudian memberikan pukulan kuat pada bagian belakang, mematahka tulang punggungnya.

"Aku sudah 4!" Nabilah menggeram.

"Aku 5. Sepertinya kau masih satu langkah di belakangku, Nabilah. Kenapa kau tidak mulai berlatih bagaimana cara mendengkur seperti kucing dari sekarang. " Jawab Shani dengan tenang.

Merasa kebanggaan dihancurkan, Nabilah mulai mengamuk lagi, merobohkan setiap zombie yang ia lihat. Dia meraih dua Zombie dengan kedua tangan dan membenamkan mereka berulang kali ke tanah, mematahkan semua tulang di tubuh mereka tanpa ampun kemudian melemparkannya ke zombie lain. Tanpa jeda, Nabilah segera melompat ke tempat jatuhnya zombie, meraih kepalanya dan menghancurkannya ke tanah sebelum melompat tinggi 30 kaki ke udara dan kembali di atas zombie, menghancurkan zombie itu sepenuhnya. Bershukur Nabilah mengamuk, ia mampu mengejar kecepatan kilat Shani sampai akhirnya ..

"Aku 10!" Keduanya berteriak pada waktu yang sama. Keduanya menatap mata masing-masing, kemudian melihat zombie terakhir berjalan pincang 50 meter dari tempat mereka berada, sebelum akhirnya menatap kembali mata masing-masing. Tanpa ragu-ragu, Shani terbang menuju zombie terakhir, tapi itu tidak akan menjadi begitu mudah dengan Nabilah yang justru melompat ke arah Shani dan meraih kakinya.

"Tidak secepat itu, kelelawar!" Nabilah kemudian melemparkan Shani ke arah pohon di dekatnya. Shani memanfaatkan kekuatan lemparan Nabilah dan memutar tubuhnya hingga bisa berpijak di batang pohon dengan kakinya, lalu mendorongkan tubuhnya kembali ke tempat Nabilah. Shani sampai di tempat Nabilah dan membalasnya dengan sebuah pukulan yang mengirim Nabilah terbang jauh setidaknya 20 meter. Dengan kecepatan nya Shani menyusul Nabilah dan mencoba memberikan tendangan kuat. Namun Nabilah mampu membaca gerakannya dan menahannya dengan mengangkat kedua lengannya. Tendangan Shani cukup kuat hingga mampu mendorong Nabilah beberapa langkah kebelakang.

"Apa hanya itu semua yang bisa kau lakukan? Nenekku bahkan masih bisa menahan seranganmu! " Nabilah tersenyum sinis, lalu dia berlari menuju Shani dan melancarkan tendangan yang mengirim Shani terbang 20 meter kembali ke tempat asal.

"Ini lah yang disebut dengan tendangan yang sebenarnya! Ingat itu dengan baik! " ejek Nabilah pada Shani.


"Apa yang mereka lakukan !?" keluh Gaby menatap frustrasi.

"Pertama mereka berselisih, lalu mereka bekerja sama, lalu mereka bersaing satu sama lain dan sekarang mereka saling berkelahi?" ucap Gracia.

"Cepat selesaikan! Hanya tinggal satu yang tersisa! " Teriak Jeje.

Setelah mendengar itu, keduanya memisahkan diri dari perkelahian mereka dan berlari cepat ke arah zombie terakhir pada waktu yang sama. Dalam waktu singkat, mereka berdua sudah di depan zombie. Nabilah mengangkat cakarnya sementara Shani mengangkat tinjunya.

"Ini milikku!" Keduanya berteriak ketika mereka mencoba untuk mengayunkan cakar dan tinju mereka masing-masing.


Namun tiba-tiba, suara tembakan bergema di taman, membuat zombie terakhir jatuh ke belakang, dan langsung tewas karena peluru perak yang bersarang di kepalanya.

Nabilah kemudian menoleh ke belakang "Siapa yang melakukannya?" Nabilah menggeram kesal.

Dilihatnya seorang wanita berpakaian kemeja kerja dibalut pakaian putih panjang khas seorang dokter berjalan santai mendekati Nabilah dan Shani. Di tangan kanannya tergenggam sebuah pistol, sementara tangan kirinya menggenggam sebuah sarung pedang.

Blood and MoonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora