Alpha Baru

245 37 3
                                    

"Sekarang!"

Sonia dan Nabilah segera mengelak ke sisi berlainan. Sonia berhasil mencengkeram bahu Lidya dan mendaratkan gigitan di bahu kanannya. Pada saat yang sama, tangan Nabilah mengepal erat, kemudian memberikan pukulan kuat ke perut Lidya. Hal itu membuat luka yang dimiliki Lidya semakin parah. Lidya pun berteriak kesakitan. Lidya lalu menyambar Sonia dan melemparkannya ke arah Nabilah. Lidya langsung mencengkeram pundaknya sendiri guna menghentikan darahnya terus mengalir dari luka yang semakin besar, sementara tangan lainnya meraih perutnya dalam posisi berlutut. Setelah mendesah panjang dan keras, Lidya akhirnya berhasil mengumpulkan kembali tenaga nya. Mengabaikan luka-lukanya, ia kembali berdiri tegak.

"Apa hanya itu semua yang bisa kalian lakukan ?! Ayo, berikan aku pertarungan sesungguhnya!!" Lidya berteriak keras. Setelah melihat Nabilah dan Sonia berusaha untuk berdiri, Lidya segera menerkam keduanya, memegang kedua kepala mereka dan membenamkannya ke tanah.


Lidya mengangkat keduanya dengan mencengkeram wajah mereka seperti yang di lakukan pada Shani. Nabilah di kanan, sedangkan Sonia di kiri. Lidya memperkuat cengkeramannya hingga keduanya menjerit kesakitan. Nabilah dan Sonia berusaha mati-matian untuk melepaskan diri dari cengkraman Lidya, tapi tidak berhasil. Justru Lidya kembali membanting keduanya ke tanah sebelum akhirnya melemparkan mereka ke arah pohon. Keduanya terbaring di tanah dan batuk darah.

"S-seberapa kuat d-dia sebenarnya?" gumam Sonia tampak sudah tidak berdaya.

"Ini lebih sulit dari yang ku pikir. Karena itu kita harus terus membidik titik-titik lemah nya. Terutama, luka di bahu kanannya. Kedua, pada perutnya. Hanya dengan menyerang dua tempat itulah satu-satunya cara kita agar bisa menyakitinya untuk saat ini. Setelah dia melemah, kita bisa menyerangnya di manapun kita mau. " balas Nabilah mengerang.

Keduanya berdiri bersamaan. Tiba-tiba Sonia berteriak, "Ayo lawan aku, Lidya! Dasar kau binatang hina!! "

Pernyataan Sonia mengejutkan Nabilah. Marah, Lidya segera menerkam ke arah Sonia. Nabilah bersumpah, ia melihat senyum kecil di wajah Sonia. Sesuatu yang tampaknya salah. Sonia tidak berniat untuk menghindar sama sekali. Pada saat Lidya mendaratkan pukulan pada Sonia, Sonia hanya meringis menahan sakit yang ia terima lalu memegang tangan Lidya. Selanjutnya Lidya melayangkan tinju lain ke arah dada Sonia. Dan sekali lagi, Sonia hanya menahan nyeri nya meski tetap harus batuk darah karenanya, tapi juga berhasil mencengkeram lengan Lidya lainnya, membuat Lidya tidak bisa bergerak. "Nabilah! Sekarang !! "

Setelah mendengar jeritan Sonia, Nabilah melompat menuju Lidya dan memberikan pukulan kuat pada bahu kanannya, membuatnya menggeram kesakitan dan terhuyung mundur namun segera dihentikan oleh kuncian lengan Sonia. Nabilah kembali melompat ke bahu Lidya dan mendaratkan gigitan kuat pada lukanya. Pada saat yang sama, Sonia melepas lengan Lidya dari genggamannya dan memberikan serangkaian pukulan di perut Lidya. Dengan gigitan Nabilah yang semakin mengerat di bahu Lidya yang terluka dan Sonia menyerang perutnya pada saat yang sama, Lidya mengerang kesakitan dan berusaha mati-matian untuk keluar dari situasi itu. Sonia mengakhirinya dengan tendangan di perut Lidya, mengirimnya menabrak pohon sesaat setelah Nabilah melepaskan gigitannya.


Kali ini, Lidya yang terengah-engah dan batuk darah, berusaha untuk kembali berdiri. Nabilah dan Sonia berjalan menuju Lidya dan berdiri di depannya. Yang bisa Lidya lakukan sekarang hanya menatap mereka tajam.

"Apa kau tahu kenapa kau kalah sekarang? Itu karena kau tidak memiliki rekan untuk membantumu. Hanya budak. Kau hanya memikirkan diri sendiri dan mengabaikan perasaan orang lain. Kau berpikir kau lah yang tertinggi dan terhebat. Kau berpikir hanya kau lah yang terkuat, tidak ada yang bisa mengalahkanmu! Kenapa kau tidak melihat wajah menyedihkannu sendiri sekarang. Kau tahu, aku dulu seperti itu juga. Tapi kini aku sadar, masih banyak diluar sana yang lebih kuat dariku. " Nabilah menyatakan dengan keras dan jelas. Sonia tersenyum pada Nabilah seolah-olah dia tahu siapa yang Nabilah bicarakan.

Blood and MoonTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon