Bab 03 - Bad Day ?

8 2 6
                                        

Arum hendak memakai helm bersiap untuk ke kampus saat mendengar ibunya memanggil dari dalam rumah. Menoleh kebelakang, Arum melihat ibunya muncul dari balik pintu.

"Kak, jangan lupa pesenan ibu tadi. Wortel, kentang, cabe keriting sama jagung masing-masing satu kilo yah. Kakak pulangnya jam 12 siang kan?" Ibunya, yang biasa dipanggil Ibu Tia mengingatkan.

"Iya bu, nanti kakak beliin sebelum pulang. Di supermarket biasa kan?" jawab Arum mulai menstater motor matic berwarna merah kesayangannya.

"Iya. Uangnya sudah ibu kasi kan tadi? Uang saku kamu masih ada?"

"Sudah bu, uang sakunya juga masih ada mungkin masih cukup sampai minggu depan"

"Ohh iya, jangan ngebut-ngebut bawa motornya"

"Iya bu, kakak pergi dulu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan"

"Iya bu."

Arum mulai melajukan motornya keluar dari kompleks perumahan tempat mereka tinggal saat jam di tangannya menunjukkan pukul 06:57. Hari ini Arum ada kelas pagi jam setengah delapan, matakuliah akuntansi keperilakuan. Salah satu mata kuliah yang Arum rasa sangat membosankan, sekaligus menambah rasa dongkol Arum karena dosennya yang killer. Mata kuliah ini cukup membuat Arum malas-malasan untuk pergi ke kampus karena berisi materi tentang sejarah munculnya akuntansi keperilakuan serta riset-riset terdahulu mengenai akuntansi keperilakuan itu sendiri. Salah satu kelemahan Arum jika ia harus dipaksa untuk mempelajari sejarah peristiwa-peristiwa terdahulu. Membayangkan memhafal tanggal setiap peristiwa sejarah saja sudah membuatnya pusing duluan.

Mengingat jarak dari rumah ke kampusnya cukup dekat serta kendaraan masih belum terlalu ramai di jam seperti ini, Arum pun memelankan laju motornya untuk menikmati sejuknya udara pagi saat ini. Salah satu kesukaaan gadis itu adalah menghirup udara pagi sambil berkendara seorang diri dengan motornya seperti saat ini.

Arum merasa sangat damai dan tenang disaat seperti ini. Dia menarik napas dan menghembuskannya lagi dan lagi, menikmati suasana pagi hari ini sampai dia tidak sadar mobil di depannya mengerem mendadak. Arum kaget dan langsung ikut mengerem motornya. Uhh, Arum menghela napasnya karena ternyata motornya tidak menabrak bagian bumper belakang mobil di depannya.

BRAK

Suara decit rem tertangkap oleh indra pendengaran Arum yang saat ini sudah jatuh ke jalan bersama motor kesayangannya. Ternyata ada mobil dari arah belakang yang menabraknya tidak terlalu keras tapi cukup membuat keseimbangan gadis itu hilang. Sang pengemudi mobil turun dan segera membantu untuk mengangkat motor yang menimpa setengah badan Arum.

"Astaga, maaf maaf dek. Sini saya bantuin" ujar pria itu sambil menarik setir motor Arum dan mengangkatnya. Setelah beban motornya diangkat, Arum segera berdiri. Arum meringis merasa kakinya cukup sakit ditimpa motor.

Arum segera berjalan menepi diikuti pria yang menambraknya tadi sambil mendorong motornya. Pria itu menstandarkan motornya lalu beralih menatap Arum yang saat ini hanya diam sesekali meregangkan kakinya yang sakit. Pria itu berjalan menghampirinya.

"Kamu gak papa? Ada yang luka? Mari saya antarkan ke rumah sakit, saya liat kaki kamu kayaknya sakit"

Arum mendongak menatap pria itu, netra mereka saling menumbuk.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik

Arum tersadar akan tingkahnya. Dia terpaku pada mata pria yang memandanginya intens itu. Manik mata itu, betah banget lihatnya, batin Arum.

(NO) RegretWhere stories live. Discover now