#1 'Sambutan'

126K 2.3K 18
                                    

Lisa, sosok gadis remaja yang berkecukupan material tetapi tidak dengan kasih sayang. Lisa adalah salah satu dari banyak anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya. Semenjak perceraian itu Lisa tinggal bersama Rudi Hutomo Nirwan, Papanya yang sudah menikah lagi. Kedua kakaknya sudah lama pergi meninggalkan rumah sejak dilaksanakannya sidang perceraian itu terjadi. Sejak saat itu Lisa selalu merasa sendirian tanpa kedua saudaranya. Stop! Lupakan.

Gadis dengan topi dikepalanya itu menghembuskan nafasnya kasar, entah sudah berapa kali. Gadis bernama lengkap Lisa Alexandra itu tidak habis fikir dengan Mamanya, Kanaya. Meskipun sudah bercerai, Kanaya masih sering mendapatkan Surat Panggilan dari sekolah, ya karena Lisa membuat sedikit pemberontakan dengan meminta dua surat untuk diberikan Surat Panggilan kepada Rudi dan Kanaya dengan harapan mereka akan bersama lagi, dan Lisa hanya bisa berharap. Nahasnya Rudi selalu beralasan sibuk kerja untuk tidak datang ke sekolah, hanya Kanaya lah yang selalu memenuhi Surat Panggilan itu.

"Sayang, kamu bukan pengawal Mama. Berjalan disamping bukan dibelakang Mama!"

Lisa hanya bergumam menyejajarkan langkahnya disamping Kanaya. Sekarang mereka berjalan di koridor yang begitu ramai karena baru saja selesai upacara bendera. Gadis itu mengumpat dalam hati, bagaimana bisa ia di sekolahkan di SMA Kencana? Yang sudah jelas musuh bebuyutan dengan mantan sekolahnya, SMA Garuda. Gadis itu berdecak sebal, ia melupakan status Kanaya sebagai donatur di SMA Kencana.

"Lepas topi kamu!" Perintah Kanaya lagi.

Lisa tak mengindahkan perintah Kanaya dan terus berjalan dengan ekspresi wajah datarnya. Apalagi ketika banyak murid yang memperhatikannya, ia menaikan tudung jaketnya. Jemarinya mendorong kacamata tanpa minusnya supaya bertengger manis diatas hidungnya. Benda itu adalah salah satu bentuk penyamarannya, saat ini ia harus berhati-hati agar orang lain tidak mengetahui samaranya karena saat ini ia berada di kandang musuhnya. Tak lupa rok selutut dengan atasan berlengan panjang yang tertutup jaket serta rambutnya yang dikepang dua layaknya seorang kutu buku mengimbangi penyamarannya.

"Lisa!" Desis Kanaya tajam menatap anak bungsunya yang tak mengindahkan perintahnya.

"Apasih Ma." Gadis bertopi itu menepis tangan Kanaya yang akan menyentuh kepalanya. Semenjak perceraian orang tuanya, Lisa memang tidak membiarkan siapapun menyentuh kepalanya karena hanya akan membuatnya teringat kembali masa-masa kecil yang membahagiakan dengan keluarganya yang lengkap. Masa dimana ia sering tertawa dan masa dimana ia merasakan kasih sayang dari kedua kakaknya.

Kanaya menghela nafas pelan. Sabar. "Kamu mau ikut ke kantor Kepala Sekolah atau mau langsung ke kelas?"

"Kelas." Jawabnya datar sembari memainkan handphonnya.

"Kelas XI IPA 2, dan ingat jangan buat ulah lagi. Ini hari pertama kamu sekolah disini, dan untuk selama seminggu ini kamu pulang ke rumah Mama. Kamu tidak pulang, uang jajan kamu Mama tahan satu bulan. Satu lagi kalau kamu pulang terus Mama lihat diwajah kamu ada lebam atau plester, Mama bakal kasih kamu bodyguard dan yang terakhir selama seminggu kamu tidak boleh main keluar. Kamu paham?" Cetusnya pada Lisa yang dengan kurang ajar malah menguap lebar, tak sopan.

"Iya-iya Ma, Aku ngerti. Aku mau nyari kelas. Pulangnya nggak usah dijemput, Aku bisa pulang sendiri." Jawab Lisa tanpa pamit, ia melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang ramai. Kanaya menatap sendu punggung anak bungsunya.

*****

Seorang perempuan berambut pendek ala-ala Dora berlari secepat mungkin untuk membawa kabar buruk kepada sepupunya. Dengan nafas tersenggal-senggal akhirnya perempuan itu sampai dikelas yang ditujunya.

"Reno! Kak Bara ngamuk didepan kelas Gue!" Ucapan perempuan itu membuat Reno dan dua temannya terkejut.

Mendengar ucapan perempuan itu ketiga pentolan SMA Kencana segera berlari keluar kelas untuk menyusul sohibnya yang sulit mengontrol emosinya. Laki-laki bernama Veron Aldebaran itu tidak akan tanggung-tanggung dalam menghajar seseorang yang telah mengusiknya. Ketiga laki-laki itu segera menerobos beberapa siswa yang menonton pertengkaran Bara. Mereka melihat Bara terhuyung kebelakang setelah mendapat pukulan dari seorang siswi perempuan. Kini mereka membelalakkan matanya mengetahui perempuan yang memukul Bara. Lisa Alexandra musuh dari Garuda! Demi dewa bagaimana bisa perempuan itu masuk di kawasan Kencana?

"Sekali lagi Lo ngomong tentang temen-temen Gue. Habis Lo!" Ancam Lisa dengan emosi yang tertahan dikepalan tangannya.

Bara terkekeh, menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Kaget? Tentu saja. Baru kali ini ia dipukul seorang perempuan hingga berdarah, padahal biasanya ia hanya mendapat tamparan yang terasa seperti belaian saja. Tetapi kali ini dapat dipastikan jika sudut bibirnya robek oleh tangan perempuan. Memang selama tawuran dengan SMA Garuda, ia sering melihat Lisa tetapi tidak pernah berhadapan secara langsung untuk sekedar melempar pukulan. Ia tidak ingin melakukan kekerasan terhadap perempuan, meskipun dalam hati ia juga penasaran dengan kemampuan bela diri perempuan itu.

"Itu faktanya, kenapa harus marah?" Ucapnya sinis menatap tajam sepasang mata beriris coklat terang dihadapannya, yang juga menatapnya dengan tatapan menantang dari balik kaca mata bulat.

"Wow anak Garuda masuk kekandang singa nih." Ledek Daniel bertepuk tangan beberapa kali. Sedangkan Lisa tersenyum miring mendapati lawan bicaranya sekarang.

"Hai, Boy. Udah bangun ternyata. Gue kira masih pingsan gara-gara pukulan Gue." Sapanya dengan kekehan kecil. "Lo bilang kandang singa? Gak salah? Lebih cocok kalo kandang kelinci, Boys." Tambahnya dengan senyum miring di bibirnya. Membuat Daniel dan Reno geram tetapi ditahan Bara dan juga Juan. Setelah mengatakan itu ia berbalik menuju kelasnya, tetapi satu sentakan menghentikan langkahnya dan kembali menghadap lawan bicaranya.

Grek. Lisa menggigit lengan Bara dengan kencang hingga Bara mengerang kesakitan.

"Anggap saja itu ucapan terima kasih dari Gue atas sambutan selamat datang Gue di Kencana. Surprise!" Senyum miring menghiasi wajahnya, melihat wajah-wajah dihadapannya yang syok. Atas lima kata terakhir yang di ucapkan Lisa. Salah satu musuhnya sekarang satu sekolah dengan mereka? What the hell !!

Alexandra Bad Girl (Terbit: PO 1 Agustus 2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang