1- Name Tag

3.4K 353 39
                                    

Senin sore.

Renjun yang sore ini mengenakan kaos biru dongker dan bawahan celana abu abunya itu baru saja selesai dengan eksmus.

Tangan kanannya memegangi tas yang hanya ia slempang sebelah, dan tangan kirinya sibuk mengetikkan sesuatu pada layar ponsel. Tapi kakinya tetap berjalan menuju parkiran.

Ning2🙉 :
udah beres ekstranyaa?

Renjun :
Udah

Ning2🙉:
sekarang dimana? masih disekolah?

Renjun :
Iya disekolah

Ning2🙉:
ngapain? cepet balik dicariin mama nantii wkwkwkwk

Renjun :
👍
• 😘

Ning2🙉 :
IDIH
• G
• E
• L
• I

Renjun tersenyum kecil. Pacarnya satu itu emang paling bisa bikin moodnya naik lagi. Ya sedikitnya naik 10% lah.

Katakan saja kekuatan cinta memang luarbiasa.

bruk!

Renjun hampir terjungkal jika saja tidak segera sadar dan menguatkan tumpuan kakinya. Jaket yang dia sampirkan dibahunya ikut jatuh.

"Aduh sori sori beneran gak sengaja. Maaf ya tadi lari sambil main hp soalnya,"

Kim Saeron.

Renjun tahu siapa gadis yang menabraknya itu, karena memang dia teman satu kelasnya sejak rolling class semester tiga seminggu lalu.

"Oh, iya nggakpapa. Santai,"

Saeron terdengar menghela napas lega, sembari mengembangkan senyumnya. "Duh maaf sekali lagi, oh! gue udah ditunggu duluan ya, Renjun," katanya sambil berlari.


Renjun mengangguk kecil, lalu merunduk untuk mengambil jaket kesayangannya yang terjatuh. Tapi bukan hanya jaket yang ia ambil, melainkan badge name tag berdoubletip dengan bordir Kim Saeron yang menempel di jaketnya.

Dalam benaknya, sudah setahun setengah, tapi masih saja name tag di doubletipe?

Bodoamatlah, yang penting ia bawa dulu.

-

“Pulangnya kapan????” seru Renjun begitu telepon mulai tersambung.

“tiga hari, kenapa sih heboh banget?”

Renjun merengek. “Mamaaaa kenapa nggak bilang dulu sih??!”

“Nggak usah manja deh, anak cowok juga. kalo laper tinggal delivery, ayah ninggalin uang banyak tadi di bawah majalah depan tv,” jelas Mama.

Renjun mendengus. “Ck, bukan masalah laper. Sragamku buat besok belum disetrika, dasiku belum dibuat. Topi sama iket pinggangku mana juga kemaren Mama yang beres beres,” keluhnya.

Harus diakui, Renjun memang se manja itu. Apa apa masih Mama. Kadang, kalau pulang sekolah nggak ada Mama, cowok itu selalu panik nanya ke adiknya atau langsung telepon.

Makanya, Renjun sering dijuluki 'Mami' disekolahnya, karena ya, dia masih se-Anak Mami itu.

“Ya tinggal disetrika ah, masa nggak bisa sih. Dasinya besok aja mampir dulu ke rumah tante, suruh bikinin Nakyung. Topi sama iket pinggang di gantungan samping lemari lah kayak biasanya,” jelas Mama, lagi.

Sofa • Renjun × SaeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang