19- She's happy, then i'm happy too

1K 151 19
                                    

Beneran, sebenernya Saeron pengen banget debat kenapa jadi kesannya Renjun pihak yang tersakiti? Kenapa Saeron kayak nggak punya kuasa apa apa?

Cewek itu bingung, kenapa kesannya dia males banget mau debat, karena kayaknya jawaban Renjun cuma bakal muter muter disana. Di kalimat aku nggak pernah niat nyakitin kamu, tapi nyatanya gitu.

Saeron pengen ngomongin uneg unegnya tapi... kayak bener bener males debat kosong...

“Oke, let's make it clear. Disini aku yang jadi selingkuhan tapi aku nggak tahu apa apa. Aku nggak salah apa apa kan, Renjun?” jelas Saeron kemudian narik ingus.

Sure. Emang dari awal siapa yang ngomong kamu salah?” balas Renjun.

Saeron membuang napas, sambil tersenyum sarkastik. “Kamu pikir selama ini siapa yang dimaki maki orang orang? Yang dibilang murahan? Yang dibilang nggak punya hati karena nggak paham posisi sesama cewek? Padahal I know nothing, Jun? Kamu pikir siapa yang disalah salahin? Aku!” tegasnya.

“Loh, iya. Aku paham, aku minta maaf akan itu. Aku nggak bermaksud bikin kamu dalam posisi ini,”

“Hah ... yaudah. Aku capek debatin kamu. Seperti yang kamu minta, baiknya kita sampe disini aja.”

Udara didalam mobil itu tiba tiba berubah menjadi sangat dingin, untuk beberapa alasan Saeron langsung merinding.

Saeron noleh kearah Renjun, hanya untuk mendapati cowok itu tersenyum smirk dengan tatapan kosong lurus kedepan.

Nggak beres. Ini pasti nggak beres.

“Oh tentu nggak bisa semudah itu, Sae. Harusnya kamu nggak pernah dateng di hidupku. Aku emang selingkuh sama kamu, tapi ....” Renjun menggantung kalimatnya, kemudian menoleh dengan wajah penuh dendam. “Kalau Ning Ning pergi, kamu juga harus pergi .... ” desisnya.

Saeron menelan ludah dengan susah payah, tangan kirinya buru buru mencari celah untuk membuka pintu mobil. “Jun ... m-maksud kamu apa ....” lirihnya setengah bergetar.

Nafas Saeron mulai naik turun begitu Renjun mulai menyalakan mesin mobilnya.

“RENJUN WHAT THE HECK?!” Saeron berteriak sambil melotot tak percaya, setengah takut karena Renjun menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh di jalanan yang kosong.

Aneh, jalanan benar benar kosong dan sekelilingnya hanya hamparan pasir seperti gurun yang biasanya dia lihat di TV.

Tanpa sempat mencerna keadaan, lama kelamaan Saeron merasa tubuhnya menjadi ringan dan mulai bernafas tidak teratur. Tapi tubuhnya benar benar ringan ....




Saeron menatap langit langit tanpa berkedip, napasnya masih naik turun dengan kuat.

Sekitar lima menit dan cewek itu mulai menyadari bahwa dia sekarang tengah berbaring ditempat tidur.

Mimpi.

Itu cuma mimpi ....

Mana ... bagian mana saja yang terjadi didalam mimpinya? Apakah dirinya yang dijadikan selingkuhan juga bagian dari mimpi? Atau hanya bagian dia hampir mati saja?

Nggak.

Saeron langsung menangis begitu mulai paham sama keadaan. Ini hari ke 3 setelah dia tahu fakta bahwa selama ini dirinya hanya selingkuhan.

Hari ketiga setelah pacar asli Renjun meninggal.

Semalam Renjun mengiriminya pesan.

Ternyata bagian dia telponan sama Shuhua udah bagian dari mimpi. Nggak bisa, Saeron nggak bisa kayak gini terus.  Selama tiga hari selalu mimpi buruk, overthinking nya selalu kejadian didalem mimpi.

Sofa • Renjun × SaeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang