"Ah, padahal aku mau kerumah kamu. Rumah kosong, tadi aku sempet bikin cookies buat kamu. Malah kamunya kesini," jelas Saeron. "Mana hujan hujan gini, sok bucin," lanjutnya sambil mengacak rambut Renjun yang sedikit terkena tetesan air hujan.
Ah, bener bener mendukung banget dunia kalo Renjun lagi pundung. Suasana petang ditambah gerimis, lengkap banget rasanya.
"Ini bukan sok bucin, tapi emang kangen," ceplos Renjun asal.
Saeron bergidik, ngeri aja kenapa Renjun omongannya jadi cringe begini sore sore. "Stop it. Sini masuk," katanya.
Renjun menurut saja, mengekor Saeron yang masuk kedalam rumah mewah tapi terasa tak berpenghuni itu. Hmm, sebut saja Renjun itu brengsek yang brengseknya udah sampe tahap nggak sadar dirinya brengsek. Habis ketahuan selingkuh, malah pergi nyamperin selingkuhan.
Bener bener ajaib.
"Udah makan beloom?" tanya Saeron dari jarak tiga meter, sembari membawa setoples cookies.
Cowok itu berdeham kecil, tangannya sibuk memainkan tanaman hias diatas meja ruang tamu.
"Renjun?"
Yang dipanggil bergeming, masih tetap memain mainkan daun tanaman hias diatas meja, entah pikirannya berlari kemana.
"You okay?" tanya Saeron, akhirnya sambil memegang pundak cowok itu.
Renjun refleks mendongak, menatap Saeron yang juga menatapnya sambil menaikkan satu alis meminta penjelasan.
"Eh, oh itu nggak apa apa, kurang tidur kayaknya aku jadi suka nggak fokus," alibinya.
Saeron memberi respon menggelengkan kepala heran, percaya saja dengan alasan cowok itu. Kemudian dia teringat sesuatu.
"Oh iya, tadi aku mau kerumah kamu, mau liat warna rambut Renna yang baru. Eh ceritain dong, kok bisa dibolehin sama Mama kamu. Mana pirang lagi?" tanyanya antusias.
Renjun sedikit tersentak, dalam kepalanya berputar :
Hah apenih apenih
Apaan Renna warnain rambut
Boro boro Renna dia aja bisa dipenggal palanya walaupun baru kepikiran mau cat rambut
Ayo Renjun baca situasi apa yang lagi dibahas cewek lu!!!
Kemudian dengan wajah cengonya Renjun berusaha jawab sekenanya. "Hah oh iya itu ada acara sekolah temporary itu catnya juga..."
Saeron menatap cowoknya penuh selidik, sebego begonya Saeron, dia juga paham mana cowok lagi bohong mana beneran.
"Kapan warnainnya?" pancing Saeron.
"Tadi pagi,"
Wah ini nih.
"Ooh gitu,"
"Kirain kamu punya cewek baru padahal kita baru masuk berapa bulan nih,"
Renjun refleks ketawa canggung, bener bener cuma bisa ketawa aneh. "Yakali aja, Sae. Cewekku kamu, cuma kamu,"
MASIH BISA YE.
Emang kerasa omong kosong tapi omong kosong seperti ini sangat jarang keluar dari mulut seorang Huang Renjun jadi Saeron langsung meleleh begitu saja.
Saeron berubah kembali tertawa renyah. "Apaan sih bisa aja jawabnya," cewek itu kembali teringat sesuatu. "Eh, tau nggak masa aku dipanggil cekiber," adunya.
"Apaan cekiber? Cewek Kita Bersama maksudnya?????" sungut Renjun.
"Eh, iya kali..."
Kedua alis Renjun bertaut sok garang. "Idih cekiber apanya cewek gua doang, atas dasar apa itu pada manggil kamu cekiber????"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofa • Renjun × Saeron
FanfictionLayaknya duduk diatas Sofa, Renjun terjebak didalam kenyamanan tak berujung.