Selamat Malam ReadersMaaf ya kalau baru update sekarang. Author lagi sibuk kerja hehe
Happy Reading
Devan membuka matanya perlahan saat cahaya matahari mulai mengusik matanya. Ia merenggangkan kedua tangannya kemudian melihat jam weker disamping tempat tidurnya. Jam menunjukkan pukul 07.00. Buru-buru Devan bangkit dan berlari menuju kamar mandi. SMA Bina Bakti biasanya masuk pukul 07.00. secepat kilat Devan mengenakan seragamnya dan berlari keluar kamar.
"Tante, Revan udah berangkat?" Tanya Devan kepada Lisa.
"Iya, baru aja," Jawab Lisa.
"Mampus!" umpat Devan.
Devan mengenakan dasinya asal sambil mengenakan tas. Ia berlari menuju garasi dan menyalakan mesin mobilnya. Devan melajukan mobilnya diatas rata-rata.
Devan tiba di sekolahnya tepat pukul 07.30 dan gerbang siap di tutup oleh security. Devan membunyikan klakson mobilnya.
"Astaga, Devan!!" teriak Security.
Devan menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum sumringah.
"Selamat pagi," sapa Devan cengengesan.
Security tersebut berkacak pinggang.
"Cepat masuk!" suruh Security.
"Makasih Bapak security yang baik hati," puji Devan kemudian melajukan mobilnya memasuki halaman SMA Bina Bakti.
Setelah memarkirkan mobilnya Devan berjalan santai menuju kelasnya. Untungnya gurunya belum masuk ke kelas jadi Devan bisa sedikit bernafas. 10 menit kemudian guru mata pelajaran Ekonomi masuk ke kelasnya.
"Selamat pagi," sapa Bu Eka memulai kelasnya.
"Selamat pagi, Bu." sahut siswa yang ada di kelas.
"Anjing kayak anak TK," gerutu Devan.
"Ayo kumpul PR kalian ke depan!" perintah Bu Eka.
"Mampus! Mati aja ah sekalian," umpat Devan.
"Pasti lu ga ngerjain, Dev?" tebak Aji teman sebangku Devan.
"Semacam itu lah, hehe," bisik Devan.
Bu Eka menghitung jumlah buku yang terkumpul. Kurang 2 dari jumlah siswa di kelas.
"Siapa yang tidak mengumpulkan PR?" tanya Bu Eka dengan suaranya yang mulai naik 2 oktaf.
"Tania ga hadir bu. Dia sakit," kata ketua kelas.
"Devan sakit juga, Bu." ucap Devan dengan wajah tidak bersalahnya.
Bu Eka memandang Devan heran begitu pula dengan teman-temannya.
"Kamu sakit apa?" tanyaa Bu Eka.
"Sakit hati, Bu!" hawab Devan dengan lantangnya.
"Kamu tidak mengerjakan PR, ya?!" geram Bu Eka.
"Tadi malam saya sibuk menyembuhkan sakit hati saya bu makanya lupa PR dari ibu. Lagian PR ibu ga penting sih makanya ga perlu saya peduliin," jelas Devan dengan enteng. Aji menyikut Devan.
Wajah bu Eka memerah menahan amarah melihat kelakuan siswanya yang satu ini.
"DEVAN ATMAJA SIREGAR, KELUAR DARI KELAS SEKARANG!!" Bu Eka benar-benar tidak tahan dengan kelakuan Devan yang kurang aja.
YOU ARE READING
Tentang Rasa
Teen Fiction[UPDATE SETIAP MINGGU] Key terbangun dari komanya. Tidak ada yang berubah, setidaknya itu pendapatnya. orangtuanya, kakaknya, maupun teman-temannya tetaplah sama. Perlahan, Key mulai merasakan ada yang salah dengan hatinya. Ada gemuruh rasa yang sul...