BAB VII (B)

532 24 9
                                    







HAPPY READING💘



Revan bersama keluarganya dan juga Devan sedang berada di bandara untuk menjemput seseorang. Sedari tadi Revan hanya memainkan ponselnya, begitu pula dengan Devan. Jika bukan hari minggu, Revan sudah mencari alasan biar bisa kabur dari sini. Sedangkan Devan ia hanya diam menuruti karena ia tidak tahu siapa yang akan datang ini.

"Revan!"

Sebuah suara cewek terdengar memanggil nama Revan. Karena merasa namanya terpanggil, Revan menoleh. Terlihat seorang cewe berambut lurus dengan panjang sebahu tengah melambai kearahnya. Revan memaksakan dirinya tersenyum. Cewek itu berlari menghampiri Revan kemudian memeluknya. Devan yang menyaksikannya, hanya mengerutkan kening.

Karena merasa risih, Revan buru-buru melepaskan pelukan cewek tersebut.

"Kita udah dewasa," kata Revan datar.

"Ih Revan, apaan sih!" sungutnya.

"Apa kabar, Savira?" sapa Andrean, papanya Revan.

"Alhamdulillah baik." Jawab Savira.

"Dia siapa?" tanya Savira sambil menunjuk Devan yang berdiri tak jauh dari Revan.

"Dia Devan, anaknya almarhum tante Dinda dan om Diaz," Jelas Revan.

"Kamu Devan Atmaja Siregar?" tebak Savira pada Devan. Yang ditanya hanya mengangguk seperti orang bego.

"Hey! Ingat aku, ga? Aku Savira!" seru Savira dengan cempreng.

Devan hanya memandang heran Savira. Ia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud cewek itu.

Pletak

Savira langsung menjitak kepala Devan. Devan melongo melihat kelakuan Savira yang sangat tidak sopan itu.

"Hey, beraninya!" pekik Devan kesal. Savira langsung bersembunyi dibelakang Revan minta perlindungan.

"Van, minggir. Biar gue hajar tuh bocah!" seru Devan.

Dengan santai Revan menjauh. Savira melongo melihat sikap Revan yang kelewat cuek. Devan langsung mengamit kepala Savira di ketiaknya. Savira langsung mengaduh meminta bantuan. Adrean dan istrinya hanya tertawa, sedangkan Revan membawa koper Savira menuju mobil. Devan dan Savira masih saja bertengkar di bandara hingga tak menyadari kalau Revan dan keluarganya sudah berjalan menuju parkir.

"Ka Devan, Ka Savira, ayo balik!" teriak Reka menyadarkan Devan dan Savira.

Revan memasukkan koper Savira kedalam kopernya. Tanpa izin dari pemilik mobil, Savira langsung masuk kedalam mobil Revan. Revan hanya menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan kemudian masuk kedalam mobil. Devan dan Reka ikut mobil Adrean dan istrinya.

Di perjalanan menuju rumah, Revan hanya diam dan fokus menyetir. Sedangkan Savira tidak bisa diam, tangannya mengotak-atik dashboard. Revan tidak menegurnya karena ia terlalu malas untuk buka mulut. Mata Savira tertuju pada sebuah bingkai foto kecil yang ada didalam mobil Revan.

"Ini siapa, Van? Pacarmu?" tanya Savira sambil menunjuk foto cewe yang tersenyum sambil menggandeng lengan Revan.

"Iya," jawab Revan singkat.

"Udah berapa lama?" tanya Savira lagi.

"1,5 tahun," jawab Revan.

"Wah, kamu ngitungin?" tanya Savira antusias tetapi Revan justru mendiamkannya.

Devan dan Reka duduk di jok belakang sedangkan Adrean yang menyetir dan sang istri duduk disampingnya.

"Cewekabsurd tadi siapa, om?" tanya Devan penasaran.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang RasaWhere stories live. Discover now