Akhirnya

802 25 5
                                    

Titttt... Titttt

Terdengar suara klakson motor dari luar rumah shaila, ia langsung terburu-buru menyelesaikan sarapannya. Rani yang tau kalau itu shaidan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang sepertinya tidak sabar ingin berangkat ke sekolah bareng shaidan.

"Pelan-pelan sayang minumnya"

"Yang jemput udah dateng tuh mah" ucap shaila yang telah menghabiskan segelas susu dengan terburu-buru.

"Lah emang gak mau berangkat bareng abang?" Aldo yang bingung dengan adiknya karena biasanya mereka berangkat bersama.

"Gak dulu bang aku bareng shaidan" teriak shaila yang sudah berlari keluar.

"Shaidan siapa mah?"

"Temennya shaila" jawab rani santai.

"Temen ko kayak demen"

Shaila langsung menghampiri shaidan yang sedang menunggunya di luar rumah. Shaidan langsung menyalakan motornya saat shaila sudah berada dihadapannya.

"Yuk berangkat" ajak shaidan sambil tersenyum pada shaila.

"Yuk!"

Saat diperjalanan shaila dan shaidan sudah merasa tidak canggung, meraka malah tertawa bersama disepanjang jalan.

Hari-hari berikutnya shaila dan shaidan selalu pulang dan datang ke sekolah bersama, itupun jika tidak ada halangan. Merekapun sudah semakin dekat, bahkan mereka sering menghabiskan waktu bersama.

Shaidan yang sekarang terlihat lebih akrab dan terbuka pada shaila dan begitupun sebaliknya, sepertinya mereka sudah sangat mengenal satu sama lain. Satu bulan sudah mereka bersama tapi belum ada kejelasan hubungan diantara mereka, padahal mereka sudah saling perhatian. Shaidan merasa jika perasaannya pada shaila semakin besar, karena hari-hari bersamanya sangatlah menyenangkan.

Hari ini shaila dan shaidan sedang berada di sebuah taman. Saat ini taman sangatlah ramai mungkin karena hari ini hari minggu. Shaila tertawa dengan perkataan shaidan yang menurutnya sangatlah lucu.

"Hahaha.. shaidan shaidan bisa-bisanya kamu ngerjain s edwan, kasian tahu" tak henti-hentinya shaila terus tertawa.

Shaidan sangat suka dengan tawa shaila karena menurutnya itu sangatlah indah, dan sekaligus membuat jantung tak berhenti berdenyut kencang.

"Sha?"

"Haha iya kenapa shaidan" shaila berusaha menghentikan tawanya.

"Terus kayak gini yah sha, gue mau elo selalu ketawa karena gue" ucap shaidan serius. Shaila yang tidak mengerti dengan ucapan shaidan langsung mengernyitkan keningnya.

"Maksudnya?"

"Maksudnya gue ingin kalau gue itu jadi alasan elo ketawa sha"

Mendengar itu hati shaila sangatlah tak bisa terkontrol, ia sangat bahagia mendengar ucapan itu. Shaila melihat tatapan tulus dari shaidan, tatapan yang membuat shaila tenang melihatnya dan memang benar kalau shaidan adalah alasan ia selalu tersenyum sekaligus tertawa.

"Sha gue mau jujur ke elo, sebenarnya gue tuh nyaman deket lo, gue suka ke elo sha, gue juga sayang sama elo, gue rasa ini waktunya gue harus ngungkapin perasaan gue ke elo, gue takut kehilangan elo. Emang gue itu orang nya gak romantis, gue malu kalau harus ngungkapin perasaan gue, tapi ini gue paksa sha karna gue ga bisa tahan lagi perasaan gue ke elo, gue bener-bener tulus sama elo. Jujur aja sha kalau ini pertama kalinya gue pacaran, ini pengalaman pertama gue punya perasaan berbeda saat bareng lo, ga tau kenapa perasaan itu semakin lama semakin besar sha. Gue bener-bener sayang ke elo, gue cinta elo sha" shaidan menghela nafas panjang. "Sha jadi elo maukan jadi pacar gue, gue mohon lo jangan nyia-nyiain perasaan gue ini sha, gue tulus banget ke elo. Elo cinta pertama gue"

Shaila tidak bisa membendung air matanya yang sudah mengalir begitu saja, ia merasa kalau shaidan benar-benar mencintainya, shaila juga bisa merasakan bagaimana rasanya cinta pertama. Tapi shaila tidak bisa menolak karena memang shailapun mencinta shaidan.

"Iya aku mau jadi pacar kamu" kalimat itu yang shaidan tunggu-tunggu, shaidan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya itu. Shaidan langsung menarik shaila pada pelukannya, pelukan yang sangat hangat menurut shaila, ia bisa merasakan ketulusan cinta shaidan.

"Makasih sha lo udah nerima cinta gue, gue harap lo ga akan tinggalin gue, Karena gue ingin lo selalu ada disisi gue" shaidan mempererat pelukannya.

####

"Dari tadi Lo senyum-senyum sendiri sha" ucap cica yang sendari tadi memerhatikan temannya yang senyam-senyum gak jelas.

"Ca gue mau curhat" ucap shaila malu-malu.

"Biasanya juga mulut lu langsung lemes tanpa basa-basi".

"Ishh.. jadi gue tuh.." shaila mengantungkan perkataannya. "Gue tuh.."

"Gue tuh gue tuh! Cerita tuh yang bener bukan potong-potong!"

"Yaelah sabar napa! Jadi gue tuh nya ngasih tau kalau gue tuh pacaran ama shaidan"

"Busettttt dah serius lu? Demi apa? Wah gue malem mimpi apa ya omg!"

"Ishh.. paan sih lebay lu" shaila memutar bola mata malas.

"Cieee yang udah ga jomblo" goda cica sambil menyenggol lengan shaila.

"Ya dong masa lu punya pacar gue jomblo sendirian"

"Selamat ya sha, mudah-mudahan langgeng ya. Ga sia-sia juga tuh si shaidan deketin lu"

Shaila hanya bisa tersenyum-senyum sendiri tidak membalas ucapan cica.


Oke dikit dulu deh part yang ini wkwk😁
Jangan vote and komen tips😚

Antara Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang