Film bergenre drama sci-fic dan fantasy tahun 2007 ini bercerita mengenai Guru Besar Prof. John Oldman yang secara mendadak mengundurkan diri dari universitas tempatnya mengajar. Kemudian berencana untuk pindah di hari yang sama. Rekan-rekan seprofesinya pun akhirnya mengadakan pesta perpisahan dadakan yang akhirnya berubah menjadi forum interogasi yang sangat rumit setelah John mengatakan bahwa dia memiliki masa lalu yang lebih panjang dan cukup aneh daripada yang dapat rekan-rekannya bayangkan.
Sebenarnya kalau dilihat dari segi kepopularan, film ini bisa dikatakan sangat jauh dibanding film sci-fic yang lain. Dengan setting tempat yang hanya sebatas rumah dan sekitarnya, pemilihan aktor dan aktris yang bisa dibilang tidak terlalu terkenal dan bahkan tone warna film yang gua rasa terlalu jadul untuk ukuran film tahun 2007, pastinya bikin orang yang nonton mikir dua kali dulu. Istilah don't judge a book by its cover mungkin pas banget buat menggambarkan film ini. Tanpa polesan CGI dan/atau adegan yang menguras tenaga--karena faktanya para pemain memang lebih banyak duduk diam--film ini bisa bikin penontonnya hanyut dalam setiap dialog yang terjadi.
Yang harus digaris bawahi di sini adalah, dengan profesi John sebagai seorang dosen pastinya rekan-rekannya juga dosen semua. Diantaranya: Harry, seorang ahli biologi; Edith, seorang profesor sejarah seni dan Kristen yang taat; Dan, seorang antropolog; Sandy, seorang sejarawan; Will Gruber, seorang psikiater; Art, seorang arkeolog; dan muridnya Linda.
A simple movie but with a very powerful narrative. Gak main-main sebenarnya kalau gua bilang film ini termasuk salah-satu film yang punya dialog antar tokoh yang brilliant . Dimulai dengan satu pertanyaan yang "kayaknya" cukup sederhana "What if a man from the upper Paleolithic...survived until the present day?" atau jika gua coba artiin secara harfiah "Gimana kalau ada manusia purba yang masih hidup di jaman sekarang?"-cerita pun berjalan gitu aja. Jawaban-jawaban cerdas pun bermunculan dari para guru besar kita dan mereka tentunya menjawab pertanyaan John sesuai bidang masing-masing.
No action, just talk. Obrolan sore yang seharusnya menjadi salam perpisahan bagi mereka berubah menjadi forum diskusi yang begitu memikat penonton.
Penonton dan semua tokoh di film ini dibawa John berkeliling ke masa lalunya. Gua sangat kagum dengan kemampuan John yang mampu ngejawab setiap pertanyaan dari teman-temannya yang notabene juga orang-orang berpendidikan yang gak main-main pas ngasih pertanyaan. The movie is basically a conversation amongst college professors. Jadi bisa dibayangin dong betapa kerennya argumen-argumen mereka untuk menyanggah John kalau dia bukan a caveman.
Dan akhirnya pada satu titik saat John bilang kalau dia adalah Jesus, disitulah gua ngerasa "kemustahilan" dalam film ini. How can someone call himself a GOD? Disitu gua ngerti banget perasaan Edith yang mana adalah seorang Kristen yang taat, pas dia terus nyanggah pernyataan John yang secara tidak langsung bilang kalau dia itu Jesus.
Tapi.....pada akhirnya film ini mempersilahkan penonton untuk percaya atau enggak sama cerita si John ini. The twist at the ending is so brilliant and it'll sneak up on you and make you thinking about it over and over again.
Ratting:
7.9/10
KAMU SEDANG MEMBACA
The Review : My Filthy Opinion About Movie
RandomTempat nyampah dan ngeluarin unek-unek tentang film yg udah ditonton. WARNING: SANGAT BERPOTENSI MENGANDUNG SPOILER!!