Organisasi yang telah mendekatkan pandangan matanya walaupun ketika ada kegiatan pertemuan masih berjarak tiga meter, menambah degup semakin cepat. Karena Hardi ketos dibagian putra. Aku ditunjuk oleh Hardi untuk mengikuti Organisasi Intra Sekolah dibidang kesenian,khusunya dibagian majalah dinding. Mungkin cara pandang Har menambahkan aku sebagai anggota, karena dikomplek aku senang corat-coret,menggambar,dan seperti yang sudah kalian tahu,menulis puisi.
Aku berkecimpung didunia Osis menemukan beberapa hal tentang kamu,dia,dan yang lainnya.
Suatu hari didalam ruang osis dilantai dua, ketika majalah dinding ke dua harus segera terbit. Kali ini saya mengambil tema monumen daerah 'Tugu Kujang'. Aku menggelar enam kertas manila putih yang sudah direkatkan dengan Double type. Meletakkan pemberat seperti tepak disetiap ujungnya agar tidak melipat. Mengambil penggaris kayu panjang,pensil,dan segera tanganku ini lincah coret sana-sini. Tiba-tiba pintu diketok. Aku segera membuka, didapati Shinta yang sedang membungkuk sambil memberikan sebuah kertas. Sepertinya kertas tersebut merupakan kertas dengan bentuk beragam yang kemarin aku sebar. Majalah dinding disekolahku ini menerapkan sistem keterampilan siswa. Jadi kami sebagai osis menyebarkan bentuk kertas template dengan bentuk yang sesuai dengan tema. Kami beri waktu satu minggu untuk pengumpulan hasil karyanya. Hasil karya yang terpilih akan di pajang di majalah dinding. Lalu kami akan memberikan informasi-informasi bermanfaat dan hiburan kepada pembaca nanti. Nah,aku heran kok tumben ada yang ngumpulin cepat.
"Apa ini Shin?"
"Dari Han tadi dilempar dijalan"
"Oh yaudah makasih"Aku lihat kertas satu lembar tersebut. Ada sebuah cerita bergambar peri kecil dengan sebuah angin menggunakan bahasa Inggris. Lalu aku balik kertas tersebut dan didapati sebuah tulisan kecil
Wind= Angin = (namaku)
Nampak jelas tokoh wind dalam komik tersebut adalah aku dan entah maksud dari tokoh peri kecil tersebut.
"Apa itu ?" Tanya Nuh
Nuh selalu membantu aku walaupun tugas di organisasi ini bukan dibagian mading.
"Komik dari Han"
"Oh, kalau gitu tempel aja. Dia kan ketos, lebih baik ditempel"Oh iya aku lupa belum menceritakan bahwa kamu merupakan ketos untuk bagian perempuan.
Shinta berjalan turun kebawah dengan menunduk. Aku keluar ruang osis. Melihat tas kamu yang baru saja melintas. Shinta menunduk agar tidak diketahui oleh guru guru yang berada dibawah.
Aku kembali masuk dan menyelesaikan mading tersebut. Tangan panjang dan pendek jam sudah menunjukkan jam 3 sore. Toa komplek berkoar untuk menyegerakan para santriwan untuk segera bersiap ke masjid dan membawa kitab pengajiannya masing-masing.
"Nuh gimana nih"
"Iya gimana nih,udah aja tah?"Hardi datang membawa baju muslim dan sarung.
"Udah sholat disini aja,nanti kalau udah pada pulang dari masjid,kita langsung ke kelas pengajian"
"Takut di"ucap aku
" Udah nggak papa"
"Yaudah yuk wudhu"ucap Nuh
" Nanti kalau ada pengurus komplek gimana?"kata aku
"Berarti wudhunya nanti pas udah sepi pada ke masjid semua,sekarang sambil nunggu sepi lanjutin aja dulu"ucap Hardi.Tiba -tiba penjaga sekolah teriak keras
" Ayo pada pulang,ngaji-ngaji"
Hardi turun kebawah dan menemuinya"Mang,bentar mang ngko pas pada rampung langsung bali, dela maning"mohon Hardi dihadapan penjaga sekolah tersebut.
PLAK. Telapak tangan penjaga sekolah telah mendarat di pipi Hardi.
" Kowe, dadi ketos kudu bener. Waktune sekolah ya sekolah, waktune ngaji ya ngaji. Ngkone mamang sing diomei(marahi)"
"Yawis mang maaf,ngko ya mang dela maning sampe pada bali ning masjid"
"Yawis karepe kowe"
Hardi kembali ke ruang osis dan menyuruh aku dan Nuh untuk segera ambil wudhu dan sholat.
Dadaku berdegup merasa bersalah sebab sampai sore ini belum juga usai.
"Maaf ya Har"
"Iya gak apa-apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas
Teen FictionSiapa sih namanya? Apakah dia memiliki keinginan yang sama dengan ku? Tapi pertanyaan tersebut selalu dikubur sedalam-dalamnya hingga tak terlihat. Katanya diam itu emas. Tapi ntah untuk yang satu ini. apakah benar bahwa diam itu emas?. selamat...