《3》

39.3K 9.3K 3K
                                    

Felix menghela nafas lelah setelah berulang kali mendobrak pintu tapi nggak kebuka sama sekali.

Di sampingnya, ada Jeongin yang berusaha mengirim pesan atau apapun ke orang yang dia kenal. Tapi nggak ada sinyal.

"Sampai kapan kita kekunci disini, ya?" Tanya Jeongin yang sudah selesai hp nya.

"Hari ini kita bisa pulang. I will try it again," jawab Felix dengan amarah menggebu-gebu.

Saat ini mereka terkunci di kamar mandi. Mereka yang baru aja selesai berganti pakaian olahraga langsung kaget pas pintu nggak bisa dibuka.

"T-tapi, sekarang udah jam 18.25."

Felix menggelengkan kepalanya. "Kita harus yakin kalo kita bisa pulang hari ini, Jeong. Jangan pesimis."

Jeongin tersenyum lalu bangkit dari duduknya. "Kita coba dobrak bareng-bareng."

"Oke, satu... dua... ti-"


Krieettt


Pintu tiba-tiba terbuka dan bikin mereka kaget. Felix dan Jeongin saling bertatapan lalu segera keluar karena takut pintu kamar mandi ketutup lagi.

"Ke gerbang sekarang."

Jeongin ngangguk lalu ngejar Felix yang udah lari duluan.

Koridor sekolah tampak gelap karena hanya ada satu lampu yang nyala.

Jeongin jadi merinding, dia langsung mempercepat larinya karena tertinggal jauh dari Felix.

Tapi, nggak sengaja dia nabrak orang yang lagi lari dari koridor lain dan akhirnya mereka jatuh.

Felix yang mendengar suara gaduh dari belakang berhenti lari dan balik badan.

"Aduh," ringis Jeongin sambil ngelus siku tangannya yang kena lantai duluan sebelum jatuh.

"Jeongin, are you okay?" Tanya Felix sambil lari menghampiri Jeongin. "Loh, Hwall? Lo ngapain disini?"

Hwall yang lagi megangin kakinya langsung bangun. "Gue kira cuma gue yang ada di sekolah."

"Tadi gua ketiduran di uks, pas mau balik pintunya kekunci dan tiba-tiba kebuka," lanjutnya sambil menatap mereka bingung.

"Jangan-jangan masih ada orang di sekolah?" Duga Jeongin yang udah berdiri di samping Felix.

"Emang ada."

"Hah, siapa?!" Tanya Felix dan Jeongin serempak.

Hwall mengedikkan bahu tanda tak tahu. "Tadi cuma denger teriakannya doang. Tapi suaranya mirip Renjun."

Tiba-tiba Felix teringat sesuatu. "Jangan-jangan dia mau ikut Haechan."

"Ikut ngapain?"

"Tadi Haechan sama Jaemin ngajakin gue sama yang lain buat nyari tau sesuatu di sekolah ini. Mereka penasaran kenapa murid-murid yang masih di sekolah lewat jam enam bisa meninggal. Kita semua nolak, cuma gak ada yang bilang ke lo, Jeongin, Hyunjin, Seungmin, sama Guanlin karena mereka juga pasti nolak."

"Terus maksudnya kita kekunci di sekolah apaan?"

Felix dan Jeongin terdiam mendengar pertanyaan Hwall. Sadar kalau dua temannya itu nggak tau, Hwall menghela nafas.

"Kita pulang sekarang," kata Hwall lalu segera pergi menuju parkiran sekolah.

"Hwall! Seungmin bilang ke gue, katanya dia mau ngerjain tugas kelompoknya sama Jisung. Gue sama Jeongin mau cari mereka."

Hwall langsung balik badan. "Ck, lo berdua gila? Kalian mau mati disini atau pulang dengan selamat? Pikirin diri kalian."

Jeongin yang sejak tadi diam aja langsung menyahut. "Kita berdua bakal cari Seungmin sama Jisung. Lo bisa pulang sendiri."

[1.5] 18.00 | 00line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang