《12》

31.3K 8.3K 2.4K
                                    

Jinyoung menyeka keringat di dahinya setelah memasang bom palsu di gudang.

Itu cuma akal-akalannya dia aja. Mana berani dia masang bom beneran. Nanti kalo meledak dia juga yang kena.

"Samuel, Daehwi udah kasih kabar belom?"

Samuel, laki-laki yang tadi dibilang Daehwi udah dibunuh cuma menggelengkan kepala.

Jinyoung sama Samuel temen masa kecilnya. Daehwi nggak sebodoh itu buat bunuh temennya sendiri.

Kalo kalian kira Daehwi udah bunuh orang, kalian salah. Dari awal game dimulai dia cuma bolak-balik di ruang siaran.

Iya, dia si pemilik suara yang ngomong lewat speaker buat nakut-nakutin yang lain.

"Young, gue gak yakin kita berhasil."

Jinyoung menoleh, menatap Samuel lalu menepuk pundaknya. "Lo harus yakin. We can do it, they want us to survive."

"You're right. Renjun, Sanha, Jisung, Seungmin, sama Jeongin mau kita selamat."

"Kalo gitu, sekarang kita sembunyi. Gue yakin mereka bakal kesini."

Jinyoung segera lari keluar dari gudang untuk sembunyi di tempat yang udah dia tentukan, yaitu di bawah tangga.

Samuel yang mendengar langkah kaki dari lantai atas langsung dorong Jinyoung sampai jatuh tersungkur.

"Sorry sorry, gue panik!"

Jinyoung meringis lalu mendongak menatap Samuel dengan kesal. "Lo kira lagunya suju!"

Refleks Samuel membekap mulut Jinyoung ketika suara langkah kaki tersebut semakin dekat.

Jinyoung menepis tangan Samuel dengan geram lalu sedikit mengintip untuk melihat.

"Lo yakin mereka disini?"

"Yakin lah, emangnya lo gak liat cctv?"

Tak jauh di depannya, terlihat Jaemin dan Haechan tengah berdebat sambil menunjuk-nunjuk gudang.

Tak lama kemudian, Hwall datang lalu menerobos masuk ke dalam gudang sambil menarik kedua tangan orang itu.

"Pasti mereka udah kabur," kata Jaemin sambil mencari-cari dimana letak bom yang dipasang Jinyoung.

Jinyoung dan Samuel saling melempar pandang lalu mengangguk.

Dengan segera mereka keluar dari persembunyian mereka. Buru-buru mereka menutup pintu gudang tak lupa menguncinya.

Sontak, yang ada di dalam terkejut dan langsung menghampiri pintu.

"Woi, lo berdua nyari mati sama gue hah?!"

Jinyoung berdecak malas mendengar teriakan Hwall yang disertai gedoran keras dari dalam.

"Sam, bantu ambil kursi atau meja buat nahan pintunya."

"Oke, habis itu kita ke atas, kan?"

"Iya, kita bebasin Jeno, Hyunjin, sama Felix. Terus kita pergi dari sini dan lapor polisi."





































Daehwi menggigit bibir bawahnya gusar sambil mondar-mandir nggak jelas di depan Jeno, Hyunjin, dan Felix.

Sesekali dia melirik ketiga temannya itu lalu membuang muka. Habis itu dia melirik lagi lalu membuang muka lagi. Begitu seterusnya.

"Hwi, lo jaga mereka."

Daehwi mengangguk, membiarkan orang yang dari tadi cuma duduk diam pergi.

Setelah memastikan orang itu pergi, Daehwi langsung menatap ketiga temannya lekat-lekat.

"Lo bertiga tunggu sebentar lagi, gue gak bisa lepasin kalian sekarang."

Hyunjin memicingkan matanya. "Sebenernya maksud lo itu apa, sih?"

"Gue emang keliatan memihak ke mereka. Padahal enggak, gue ada di pihak kalian."

"Terus lo ngapain ngikutin semua perintahnya hah?!"

"Cuma itu yang bisa gue lakuin supaya tau apa rencana mereka."

"Terus sekarang Jinyoung sama Samuel mana?" Tanya Jeno.

Daehwi terdiam. Tanpa aba-aba dia berlari keluar ruangan dengan panik.

Mereka bertiga saling bertatapan. Merasa ada kesempatan, Jeno langsung mengambil pisau lipat yang ada di saku celananya dan memotong tali yang mengikat tangannya.

Setelah itu, dia membantu Hyunjin dan Felix membuka ikatan di kedua tangan mereka.

"Jen, Jin, kita susul Daehwi."

Jeno dan Hyunjin mengangguk setuju.

"Kita gak bisa biarin dia bunuh temen kita yang tersisa."

Tapi sayangnya, suara tembakan dari bawah disusul teriakan Daehwi menghancurkan harapan mereka.

"SAMUEL!"






















Maaf ya pendek, lagi buntu ide nih :(

[1.5] 18.00 | 00line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang