1. I'm Sorry.

510 43 0
                                    

Selamat membaca📖

Utamakan Vote dan Komen.
.
.
.

"Kamu saya pecat!" ucap sang atasan pada pegawainya.

Sang pegawai hanya memasang wajah gelagapan, bagaimana bisa ia dipecat? Ini semua hanya fitnah, ia tidak bersalah.

"Sajangnim, saya tidak melakukan penggelapan saham perusahaan. Ini fitnah, Sajangnim. Tolong jangan pecat saya," ucapnya memohon.

"Tidak menerima permohonan! Di sini sudah tertulis jelas jika kau pelakunya!" bantah sang atasan murka.

Sehun, ia tidak bersalah. Ini hanya fitnah belaka, bagaimana bisa ia menggelapkan saham perusahaan tempat ia bekerja?

"Sajangnim, sungguh saya tidak bersalah. Saya akan buktikan jika saya tidak bersalah," elak Sehun memohon.

"Tidak, Oh Sehun! Sekarang kau keluar dari kantor ku! Kau... Kupecat tanpa hormat!" ucap sang atasan lalu mendorong tubuh Sehun.

Sehun menyerah, sungguh ia tak tau takdir apa yang sedang mempermainkannya.

Ini fitnah yang besar untuknya, sudah 4 tahun ia bekerja di perusahaan itu. Tidak ada niatan sekecil apapun untuknya melakukan penggelapan saham.

Kalau sudah begini, ia harus bagaimana? Bagaimana ia menjelaskan ini pada isterinya, Oh Luhan?

Dan bagaimana jika bapak mertuanya tahu bahwa ia sekarang tak memiliki pekerjaan lagi?

Sungguh, ia bingung sekarang. Apalagi bapak mertuanya itu tidak mau melihat anaknya susah.

"Selamat Tuan Oh, sainganku berkurang satu."

Suara itu terdengar dari belakang, Sehun pun sontak menoleh.

Ia menemukan rekan kerjanya, Kim Jaehyun. Ia tengah menyeringai kecil pada Sehun.

"Aku tau kau dalang dibalik semua ini, Kim keparat!" desis Sehun kemudian pergi.

***

"A-apa? Kau dipecat?" tanya Luhan menatap Sehun tak percaya.

Ya, sepulang dari kantor. Sehun langsung menceritakan semuanya pada Luhan.

Sebenarnya ia takut jika Luhan marah. Tapi tak ada pilihan lain, bagaimanapun ia harus menceritakan ini.

"Ya, aku dipecat... Maafkan aku," jawab Sehun kemudian ia menundukan kepala.

Luhan tersenyum, kemudian ia mendekat dan duduk di samping Sehun.

Tangan Luhan merambat menyentuh dagu sang suami. Kemudian ia arahkan wajah Sehun ke arahnya.

"Kau tak perlu sedih. Ini sudah garis takdir, kau tak boleh patah semangat. Anggap saja Tuhan sedang mengujimu agar kau berusaha untuk memulai kesuksesanmu dari awal," jawabnya lalu tersenyum teduh.

Inilah yang Sehun kagumi dari sosok Luhan, wanitanya selalu menerima ia apa adanya.

Tak pernah marah sekalipun jika ia sudah melakukan kesalahan.

I Will Comeback Again!√[Hunhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang