12. I Can't Belive.

454 56 14
                                    

📖Selamat membaca📖

Clekk...

Luhan keluar dari kamar mandi setelah ia menjalankan ritual pembersihan tubuh.

Bukan, bukan ritual seperti mandi kembang. Tapi ritual mandi biasa seperti orang pada umumnya.

Ketika ia keluar dari kamar mandi, ia sudah rapi dengan mengenakan dress pendek selututnya. Dress itu sangat cocok untuk Luhan, di tambah warnanya yang biru tua. Sangat cocok dengan kulit Luhan yang putih.

Ia tidak menyangka jika selera Tuan yang menculiknya sebagus ini.

Ya, dress itu pemberian Tuan yang menculiknya. Tadi pagi sekali, Yeri mengantarkan Dress itu beserta baju anak untuk Luhan dan Shixun kenakan.

Luhan berjalan menuju meja rias, kemudian ia mengeringkan rambutnya dengan alat pengering khusus.

Kebutuhan Luhan di sini memang sudah lengkap tersedia, Tuan yang menculiknya benar-benar pengertian.

"Bunda," panggil Shixun yang baru saja masuk ke kamarnya.

Shixun tadi memang di bawa oleh Yeri. Yeri sendiri yang menawarkan diri untuk memandikan anak itu, dan tidak biasanya anak itu mau dimandikan oleh orang lain.

Luhan menoleh, ia melihat Shixun sudah tampan. Anak itu mengenakan kemeja pendek berwarna biru tua, sama seperti warna dress-nya. Anaknya juga memakai celana hitam ukuran selutut, tak lupa sepatu putih yang melekat di kakinya.

Anak itu benar-benar tampan. Seperti ... Sehun.

"Woah, Bunda cantik sekali!" pekik anak itu sembari mengacungkan dua jempolnya.

Luhan terkekeh pelan, kemudian ia melanjutkan merias dirinya. "Kau juga tampan, Nak. Kau tampak seperti model pria," jawab Luhan sembari mengoleskan lipstik berwarna peach di bibirnya.

Shixun tersenyum bangga. Kemudian mendekati ibunya.

"Bunda. Adik-adikku dali tadi terus melajuk. Meleka sangat lapal," ucap Shixun sembari memegang perutnya.

Luhan sebenarnya ingin tertawa karena tingkah puteranya itu. Tapi niatnya ia urungkan karena melihat wajah melas Shixun.

"Kita belum di panggil, Sayang. Ini rumah orang, tidak bisa seenaknya kita keluar. Kau harus bersabar, kita akan menunggu Kakek membebaskan kita dari sini. Setelah itu kau bisa makan sepuasnya," jawab Luhan kemudian mengelus pucuk kepala Shixun.

Anak itu merengut tak suka. "Siapa sih yang menculik kita, Bun? Lasanya Shixun ingin memukul olang itu," ucap Shixun menggebu-gebu.

Luhan lagi-lagi di buat tersenyum. Shixun benar-benar mirip dengan Sehun. Segala tingkah lakunya dan juga perawakannya benar-benar seperti Sehun.

Andai Sehun bisa melihat tingkah laku puteranya yang menggemaskan itu.

Tokkk... Tokkk... Tokkk...

Luhan tersadar dari lamunannya. Kemudian ia mengarahkan pandangannya pada pintu.

"Masuk saja!"

I Will Comeback Again!√[Hunhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang