"Aku sudah pergi ke tempat dimana Kenyataan berada.""Lalu?"
"Kami belum bertemu. Aku tidak mengetuk pintu."
"Mengucapkan maaf itu melegakan loh, Ya."
"Memang, tapi ego ku selalu menang sekarang. Aku ingin memaafkan, bukan dimaafkan."
"Ya sudah. Sini hitung bintang. Jangan turun sebelum aku berhasil merubah jalan pikiran kamu."
"Pikiranku itu tidak ada jalanannya."
"Iya. Nanti aku yang buat makanya. Biar nanti sekalian ada halte bus, rel kereta api, stasiun, dan bandaranya."
"Terserah. Tapi, terima kasih, Tae. Gentingnya selalu mendengar."
"Tentu. Kembali kasih, Ya."
"Tapi lagi, Tae. Kenapa kamu tinggal di genting rumahku sih?"
"Kalau aku tinggal di hatimu, nanti Namjoon Hyung tinggal di mana, Ya?"
"Mulutmu, Kim Taehyung. Sok tau sekali. Aku tendang sampai bulan mau? Aku lihat di Twitter, seseorang membelikan tanah untukmu di sana. Bangun rumah yang bagus dan besarkan Tata dengan baik, sana!"
"Tidak mau, nanti kamu rindu."
"Jangan begitu Kim Taehyung! Tampang kamu seperti om-om mesum."
"Tapi tampan kan?"
"Menakutkan."
"Bukannya menakjubkan?"
"Taehyung!"
"Iya, iya. Aku berhenti. Jangan teriak-teriak begitu, nanti bintangnya takut, lalu pergi, tidak bisa dihitung lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan Selalu Sibuk
RandomKarena Kenyataan selalu sibuk hingga tidak sempat mendengarkan omong kosong mu. Aku akan beri kamu satu tempat untuk memberi Kenyataan segala macam sumpah serapah karena kamu berhak lelah.