Aku belum lupa kejadian saat aku pertama kali bertemu denganmu
Kim Namjoon, ditambah bawang, ditambah pisau yang dipegang terbalik, baik pisaunya maupun bawangnya.
Aku menahan tawaku sambil berlalu pergi. Kesal tapi geli.
Lalu saat aku kembali, aku melihat kamu lagi.
Kim Namjoon, ditambah bawang, ditambah pisau, yang syukurlah kali ini tidak terbalik lagi baik pisaunya maupun bawangnya, ditambah Kim Seokjin yang berdiri dibelakang kamu sambil memegang tanganmu mengajari bagaimana cara memotong bawang dengan benar.
Aneh sekali rasanya melihat hal seperti itu.
Sementara kamu, Kim Namjoon, dengan rambut yang warnanya seperti permen kapas tapi teksturnya terlihat seperti permen rambut nenek, kasar dan kaku tapi manis, malah memberi aku senyuman menakutkan.
Tapi aku tertawa, geli, tidak ditahan seperti sebelumnya, lepas saja begitu, tidak tau kenapa.
Lalu satu hari setelahnya, pintu rumahku diketuk oleh karma. Karena aku melakukan hal yang sama.
Aku, ditambah bawang, ditambah pisau yang dipegang terbalik, baik pisaunya maupun bawangnya.
Sedih sih. Coba kalau ditambah Kim Seokjin juga, mungkin jadi lebih enak, hehe.
Tapi, aku tertawa lagi, lebih geli, lepas begitu saja, tidak tau kenapa.
Wah hebat ya kamu waktu itu. Sudah berhasil membuat aku tertawa, dua kali.
Lalu setelah hari itu sampai saat ini, aku sudah tidak bisa menghitung lagi. Sudah berapa kali kamu berhasil membuat aku tertawa.
Kim Namjoon, terima kasih ya.
Bosan tidak? Maaf ya, aku selalu menceritakan hal yang sama. Karena sungguh, ini sulit sekali dilupa.
Kalau begitu, jangan dilupa, Ya.
Siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan Selalu Sibuk
RandomKarena Kenyataan selalu sibuk hingga tidak sempat mendengarkan omong kosong mu. Aku akan beri kamu satu tempat untuk memberi Kenyataan segala macam sumpah serapah karena kamu berhak lelah.