Taehyung menatap langit. Hitam. Hanya sedikit kelip bintang dengan jarak berjauhan. Awan hujan membuat bintang-bintang seperti saling bermusuhan nampaknya.
"Tidak menghitungnya, Tae?"
"Tidak. Mereka tidak lengkap karena mendung."
"Bagus dong? Akan lebih mudah jika bintangnya cuma sedikit."
Taehyung menatapku dengan wajah konyolnya. Tatapannya. Aku benci melihatnya memandangku begitu.
"Tidak bisa menghitung, Ya. Nanti yang tidak dihitung karena terhalang mendung akan iri. Aku suka kedamaian. Tidak mau cari ribut"
Aku menunduk. Menatap kakiku yang berayun-ayun. Duduk di ujung genteng seperti ini memang menyenangkan. Aku masih menunduk, menghindari tatapan Taehyung sebenarnya. Melihat ke bawah. Jauh juga ternyata jarakku dengan permukaan tanah.
"Ya, lihat yang itu."
Taehyung melihat ke atas, menatap langit cukup lama, lalu tiba-tiba tangannya menunjuk ke atas. Entah pada apa, aku tidak mengerti.
"Lihat apa? Aku tidak lihat apa-apa. Kamu menunjuk apa?"
"Lihat, Ya. Fokus. Ada kelip kecil yang sangat jauh di sana."
Aku mencoba fokus. Dan bingo! Ada yang sesuatu yang bersinar sangat kecil pasti itu jauh sekali.
"Waw! Aku melihatnya Tae. Bintang yang cantik. Ia sangat jauh."
"Gantung harapanmu disana Ya. Cepat."
"Kenapa disana?"
"Tidak apa. Gantung saja."
"Bukannya semakin jauh, semakin tinggi, semakin sulit digapai?"
Taehyung terdiam menatap bintang yang sama sambil tersenyum.
"Gantung saja Ya, mumpung kamu masih melihat bintangnya."
Aku mengayunkan kakiku lagi, kembali menunduk lagi.
"Kamu yakin Tae? Maksudku, jika harapan yang aku gantung pada tiang besi di depan pintu kamarku saja tidak juga bisa aku gapai. Bagaimana bisa harapan yang aku gantung di bintang yang begitu jauh bisa aku gapai?"
Aku masih menunduk. Terus mengayunkan kakiku sampai salah satu sendalku lepas dan jatuh.
"Bisa, Ya. Karena Tuhan yang akan menggapainya, dan mengantarkannya tepat di depan pintu kamarmu."
Aku ingat, aku menatap Taehyung cukup lama setelah ia menyelesaikan kalimatnya dengan diakhiri senyum menawan yang sampai ke mata.
Setelah itu aku melompat ke bawah. Ikut jatuh, saat sendal yang masih aku kenakan meminta dipertemukan dengan pasangannya yang jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan Selalu Sibuk
RandomKarena Kenyataan selalu sibuk hingga tidak sempat mendengarkan omong kosong mu. Aku akan beri kamu satu tempat untuk memberi Kenyataan segala macam sumpah serapah karena kamu berhak lelah.