"Sampai kapan kau akan terus berbohong? Sampai kapan, brengsek?!"
Hyuju menjerit, menangis ketakutan saat Jimin menendang pecahan gelas di lantai. Hyuju meringkuk ketakutan saat melihat Jimin membabi buta.
Laki-laki itu menatapnya dengan mata yang memerah. Napasnya tersengal. Pendek-pendek. Terlihat begitu menyeramkan.
Gemuruh petir dan badai di luar menambah suasana mencekam di dalam ruangan. Sialnya bagi Hyuju, Nyonya Park ---Ibu Jimin--- tidak bisa pulang malam ini karena angin kencang di luar sana. Dan membuat anak satu-satunya itu berbuat seenaknya di rumah. Hanya berdua dengan Hyuju.
Hyuju menahan isak tangis saat Jimin mengangkat tubuhnya dan membuatnya melihat mata laki-laki itu secara langsung yang kini memancarkan keperihan, kepedihan, dan rasa sakit.
"M-maafkan aku, Jimin-ah. Maafkan aku."
Hyuju dapat menangkap setetes air mata menuruni pipi Jimin. Laki-laki itu juga sama terluka sepertinya.
"Choi Yuna, itukah namamu selama ini?" Jimin merekahkan senyum, "Tahu seberapa tersiksanya aku selama, Choi Yuna? Melihatmu berperan sebagai Choi Hyuju dan menjadi orang bodoh karena dipermainkan olehmu. Mana bukti dari kata-katamu. Cih, teman. Teman mana yang mau dibohongi selama ini, Choi Yuna?!"
"Jimin ..."
"Selamat." Jimin menghempaskan tubuh Hyuju, "Teruslah menjadi laki-laki, Hyuju-ssi."
***
28 September 2018, pukul 22:22.Hyuju membiarkan Jimin mendekap erat tubuhnya. Sama sekali tak ingin membuat laki-laki itu terbangun dari tidur lelapnya.
"Jimin, aku merindukanmu." Hyuju menahan isaknya saat hidungnya menghirup aroma dari ceruk leher Jimin.
"Jimin, aku mencintaimu, kau bisa mendengarnya, bukan?"
Jimin berdeham membuat Hyuju tersenyum.
Tangan Hyuju kemudian beralih ke rambut tebal Jimin, "Berjanjilah satu hal padaku, Jimin-ah. Tetaplah kembali pada tanggal 28 September seperti tahun lalu, tahun ini, dan kuharap seterusnya."
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 EUPHORIA [JIMIN-YUNA] ✔
FanfictionEuphoria / eu-fo-ri-a (.) Adalah perasaan nyaman atau gembira yang berlebihan.