14. Prahara Rumah Tangga(3)

2.7K 465 147
                                    

Vommentnya sayang❤

***












"Mama yakin mau pisah sama Papa? Echan ikut Mama, ya?"


"Enggak sayang, pendidikan kamu masih panjang. Ikut Papa kamu, dengan Papa uang pendidikan kamu terjamin."

"Tapi Echan udah goblok dari lahir, gak perlu sekolah tinggi-tinggi."

Krystal ingin terjungkal saja mendengar penuturan fakta anak hitamnya tersebut.

"Ngomongnya kok gitu, Chan. Udah larut malem ini, gak tidur kamu? Yang lain udah tidur tuh."

"Echan tidur sama Mama aja disini, jagain Mama, gantiin Papa."

Walaupun sering mendengarnya, Krystal masih saja menangis mendengar kalimat dari salah satu anaknya ini.

Anaknya yang satu ini memang kurang dalam bidang akademik, namun kehadirannya dapat membahagiakan siapapun.

Para rumput hijau tumbuh lebat ketika dirinya lahir, tawanya menyinari para rumput. Maka ketika tawanya hilang, para rumput juga akan mengering.

"Lho, Mama kok nangis?" Haechan panik melihat Krystal meneteskan airmatanya lagi seperti di restoran tadi.

Krystal tersenyum sambil menepis airmatanya. "Mama nangis bahagia Chan, lihat anak Mama bisa jadi anak baik gini."

"Muehehehe, Echan gitu loh," kekeh Haechan.

Kemudian Haechan menyelimuti dirinya dan Krystal, mematikan lampu di atas nakas. "Tidur ya, Ma, udah malem."

Haechan mencium kening Krystal penuh kasih sayang. Dilihatnya Krystal sudah memejamkan mata, ia tersenyum.

Setidaknya, ia ingin membahagiakan orang yang disayangnya sebelum ia kehilangan tawanya di dunia ini.

***

Tok tokk tok

"Mama, ini Mingyu."

"Masuk aja Bang, gak dikunci."

Mingyu memasuki kamar Krystal dan Jongin membawa berkas-berkas di tangannya. Dilihatnya Krystal sedang merapihkan tempat tidur.

"Kenapa, Bang?" tanya Krystal tanpa mengalihkan urusannya.

"Maaf Ma, ini berkas-berkas harus mama tanda tangani. Tadi pagi tukang pos ngirim, katanya dari Papa," ucap Mingyu hati-hati.

Krystal menegakkan badannya menatap Mingyu di depannya yang sudah jauh lebih tinggi darinya.

"Surat cerai, ya?"

Mingyu menundukkan kepalanya sambil menyerahkan berkas itu dengan satu buah pulpen.

Krystal mengambilnya dan menandatanginya.

"Nah, sudah."

"Di sini tertulis pengadilan besok jam 2 siang, ya? Wah Papa kamu marah besar sampe dibawa ke pengadilan ya, padahal Mama gak tau Mama ngelakukan hal salah apa."

Big Family MalikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang