Chapter 1

29 2 0
                                    

Empat derajat selsius, itulah suhu udara yang dilihat Mary melalui layar ponsel pintarnya, tak heran jika ia merasa kedinginan menulurusi jalanan London yang agak suram di bulan desember ini. Tatapan aneh dari orang yang berlalu lalang terus ia rasakan, tatapan aneh? Memang apa yang sebenarnya aneh dengan Mary? Dia hanyalah seorang pemudi berusia 20 tahun dengan tinggi badan sekitar 168 cm dengan rambut bergelombang berwarna coklat gelap, dilengkapi dengan mata biru kecoklatan yang penuh dengan harapan. Mungkin memang ada yang kurang dari pemudi bernama lengkap Mary Lauriel Hiddleston ini. Ia terlahir dengan kelainan pada tangan kanannya, TAR Syndrom atau Thrombocytopenia with Absent Radius itulah istilah untuk kelainan yang dialami Mary, kelainan tersebut mengakibabtkan Mary lahir tanpa adanya tulang radius pada tangan kanannya, ia juga mengalami gangguan pada jumlah sel platelet dalam darahnya.

Meskipun sudah mengenakan mantel yang menutupi kekurangan fisiknya itu, orang-orang masih saja sadar akan hilangnya tangan kanan Mary yang tidak cukup panjang untuk bisa menunjukkan eksistensinya. Mungkin apabila kita berada di sepatu Mary, kita pasti ingin segera tiba di rumah dan menghindari tatapan-tatapan aneh yang diberikan orang, namun tidak dengan Mary dengan senangnya Mary memberikan senyuman yang hangat bagi orang-orang itu yang mungkin menghangatkan hati sebagian dari mereka.
Merasa lelah berjalan selama hampir satu setengah jam dan mulai kedinginan, Mary pun memutuskan untuk berhenti di kedai kopi lokal yang terkenal di London, "Iremia" itulah nama kedai kopi ini. Iremia sendiri dalam bahasa Yunani berarti ketenangan, terletak dipersimpangan antara Baker St dan Crawford St, meskipun terletak dijalanan yang cukup ramai, kedai ini benar-benar membawakan suasana yang tenang seperti arti namanya. Inilah tempat favorit Mary untuk menghilangkan sedikit tekanan yang ia dapatkan seharian, hampir semua pegawai di kedai ini mengenal Mary dan tak jarang Mary mendapatkan kopi secara gratis disini.

Memasuki dan menghirup aroma khas kedai ini membuat Mary langsung merasa tenang dan seketika berjalan menuju kasir yang berfunitur kayu dengan hiasan khas natalnya untuk memesan, tanpa menyebutkan pesanannya, Charlie –barista yang sedang bekerja di kasir – langsung saja menuliskan Vanilla Latte ukuran medium dengan topping kirim kocok dan saus karamel sebagai pesanan Mary,

"Terima kasih Charlie, kali ini tambahkan cheesecake ke dalam pesananku." ucap Mary dengan tersenyum hangat

"Oh? Kau jarang memesan makanan disini, tapi baiklah adakah tambahan lain?"

"Hahaha itu karena aku mulai lapar, aku sudah berjalan hampir satu setengah jam, tapi aku hanya ingin pesan
itu saja."

"Berjalan di suhu sedingin ini? Selama satu setengah jam? Wow mau kemana kau?" tanya Charlie sambil menambahkan pesanan Mary ke dalam layar sentuh kasir berwarna putih,

"Aku sedang mencari suatu tempat, tempat ini menerima orang-orang disabilitas yang ingin menjadi atlet" ucap Mary sambil memberikan selembar uang £5 kepada Charlie yang ia ambil dari tas slempang berwarna coklat susunya,

"Oh sepertinya aku pernah dengar tempat seperti itu, duduklah dulu aku akan antarkan pesanan ini ke mejamu, siftku hampir selesai."

"Baiklah aku akan duduk di tempat biasa" kata Mary mengakhiri percakapan singkat mereka.

Berjalanlah Mary ke tempat duduk biasanya, terletak pojok toko dekat jendela, bermeja kaca dan berkursi kulit berwarna hijau khas suasana natal. Setelah menunggu kurang lebih 6 menit Charlie pun datang membawa pesanan Mary dengan sajian unik bertemakan natal, Charlie datang dalam keadaan sudah melepaskan apron kerja bercorak kayunya, Charlie pun duduk di depan Mary.

"Sebelum ku memberitahumu tempat penerima atlet apalah itu, aku ingin betanya untuk apa kau pergi kesana? Jangan bilang kau ingin mendaftarkan diri." Ucap Charlie sambil menyilangkan kakinya,

"Hahaha ya kau benar, aku memang ingin mendaftarkan diriku di entahlah apa nama tempat itu, aku hanya pernah mendengarnya saja. Aku sebenarnya suka bermain panahan meskipun dengan kondisi seperti ini." Ucap Mary sambil meminum vanilla latte yang hangat dengan tangan kirinya,

"Wow, kau benar-benar orang yang tak terduga Mary Hiddleston." Kata Charlie sambil tertawa "Itu hal yang keren, aku saja tidak tertarik dengan satu olahraga pun, ya kecuali sepak bola. Kau membuatku ingin melihatmu bergelut dengan busur dan anak panah milikmu haha. Kalau tidak salah nama tempat itu adalah Striking Sports Mayfair Club."

"Mayfair? Berarti ada di daerah Mayfair? Itu lumayan jauh kalau aku jalan kaki, untung aku memutuskan untuk mampir ke sini dulu. Terima kasih atas informasinya Charlie." Ucap Mary lalu memakan cheesecake yang dihiasi dengan coklat berbentuk reindeer miliknya,

"Ya itu cukup jauh hahaha, sama-sama. Kalau kau mau aku bisa memberimu tumpangan kesana, aku biasa melewati Mayfair dalam perjalanan pulang dari sini."

"Terima kasih banyak Charlie, kau benar-benar membantuku. Lain kali akan ku traktir kau makan siang." Ucap Mary sambil tersenyum lebar lalu melanjutkan menikmati sepasang hidangannya, Charliepun hanya mengangguk menerima tawaran Mary.

-------------

Desclaimer: Sumber foto  dari Trip Advisor

Confident ArrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang