J-A :: [7] It's Called 'Modus'

43.8K 3.2K 76
                                    

7.


Sashi menunggu dengan sabar di teras rumah Mika setelah tiga kali mengetuk pintu cokelat itu. Di tangannya, sudah ada buku Ekonomi. Sashi payah di bidang itu. Kebetulan Mika memahami betul pelajaran Ekonomi. Cenderung bersemangat. Jadilah Sashi harus berjalan lima langkah untuk menuju rumah Mika. Minta diajari.

Terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah. Tak lama, pintu cokelat itu terayun membuka. Bukan Mika yang Sashi kira akan muncul. Tapi seorang cowok berambut jabrik, dengan sorot mata tegas warna hitam. Anehnya, selain tegas sorot itu tampak lembut. Dia menatap Sashi dengan pandangan bertanya.

"Cari siapa?" tanya cowok itu, satu lengannya bertumpu pada permukaan pintu. Sementara yang lain berpegangan pada kusen. Seolah-olah waspada dengan sosok cewek yang ada di depannya.

Sashi menatap cowok itu sebal. Seingatnya, cowok di depannya adalah Revon. Kembaran Mika. Revon satu kelas dengan Mika, 12 IPS B, tapi Sashi tidak pernah melihatnya saat ia mampir ke kelas itu. Mungkin Revon punya tongkrongan lain selain kelas.

"Cari siapa?" Revon bertanya lagi.

Aduh. Kenapa Sashi malah memikirkan yang aneh-aneh, sih?

"Cari Mika-lah. Emang cari siapa lagi?" tanya Sashi jutek. Malas mengobrol lama-lama dengan Revon.

Revon tersenyum separuh. "Cari gue, mungkin?"

"Pede amat," gumaman Sashi masih bisa didengar Revon. Sehingga cowok itu terkekeh kecil, membuka pintu lebih lebar lagi. Membiarkan Sashi masuk lebih dalam ke rumah.

Revon berbisik tepat saat Sashi melintasinya. "Cie yang udah baikan sama Jul-Jul."

Mata Sashi melotot. Ingin bertanya darimana Revon tau soal itu. Tapi cowok berambut jabrik itu sudah melenggang pergi, menaiki lantai dua dan hilang dari pandangan Sashi di anak tangga ke-enam. Benar-benar menyebalkan. Sashi curiga cowok itu menguping saat ia dan Julian mengobrol di tepi balkon. Ngeselin parah, batin Sashi gondok.

"Sas!" seruan Mika dari arah dapur membuat Sashi menengok. Cowok itu berjalan menujunya. Dengan mulut penuh kentang goreng. Sashi berusaha tidak peduli pada pakaian yang dikenakan Mika; hanya boxer dan kaus putih lengan pendek. Entah anugerah mata atau musibah. "Cepet banget datengnya? Gue lagi buat kentang goreng, nih. Rencananya mau dimakan bareng-bareng sama lo."

Sashi tanpa dipersilakan tuan rumah langsung duduk di kursi tinggi khusus untuk meja bar. Senyumnya sinis saat berkata. "Dimakan bareng apa dimakan sendiri?"

Hanya cengiran yang bisa ditunjukkan Mika. Sashi mendengus, membuka resleting tas ranselnya dan mengeluarkan buku teks Ekonomi. Setelah membersihkan tangannya yang penuh minyak, Mika ikut duduk di hadapan Sashi. Cowok itu dengan sabar mengajari Sashi ini-itu. Menjawab pertanyaan Sashi selogis mungkin. Saking seriusnya belajar, Sashi tak sadar sepasang mata tengah memperhatikan mereka dari jauh.

Hingga Mika menyadari tatapan seseorang, menengok, lalu memanggil orang itu. "Von! Ngapain lo di situ?"

"Ngapain ya?" tanya Revon seperti orang ling-lung. Tapi saat Sashi ikut menengok, Revon bicara penuh percaya diri. "Mau ngambil hape."

"Tuh hapenya di kantong baju lo," desis Sashi.

Revon tersenyum nakal. "Oiya, lupa," ia mengambil ponselnya, lalu bertanya. "ID LINE lo apa?"

"Di-private," Sashi menjawab ketus. Seakan teringat sesuatu, Sashi bertanya pada Mika. "ID LINE Liyan apa? Gue belom punya."

Dengan tak mengacuhkan tatapan tak terima dari Revon, Mika memberitahu ID LINE Julian. Sashi sendiri langsung sibuk membuka ponsel dan mengetikkan ID LINE milik teman lamanya itu.

"Add gue, dong," ucap Revon.

Sashi mendiamkan Revon, malah bertanya pada Mika. "Yang ini caranya gimana, sih?"

Jelas ini membuat Revon bete berat. Dikacangin sama cewek cantik itu sakitnya di hati. Apalagi doi malah ngobrol bareng kembarannya, yah, meski si kembaran ini lebih sakit hati karena hal lain.

Sepertinya Revon mulai tertarik mendekati Sashi. Entah kenapa instingnya berkata seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRS (4) - With JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang