Lupakan masalahku dengan Lesa satu setengah tahun yang lalu. Kita sudah baik-baik saja, aku sudah memaafkannya.
Memang sulit, membiarkan seseorang yang kamu sayangi justru mencintai sahabatmu sendiri. Ada luka yang ternganga lebar, dan tanpa sadar ada dinding transparan yang menjadi pembatas antara aku dan Lesa.
Tapi sekarang sudah tidak. Aku menemukan pelangi baru. Tak peduli Raga memiliki rasa yang sama atau tidak, tapi aku masih bertahan untuknya.
Biarkan dia tetap tidak tahu, aku tidak ingin ada jarak yang berarti yang terciptka ketika Raga mengetahui rasaku.
Biarkan seperti ini. Aku dan Raga hanya teman. Biarkan aku yang memiliki rasa. Masalah dibalas, itu adalah bonus. Dan masalah rasa sendirian, itu adalah resiko.
"Key?" Ilham memanggilku dari bangkunya yang tepat ada di samping bangkuku dan Sella.
"Ya," jawabku.
Ilham kemudian menyerahkan secarik kertas padaku, kertas yang ku yakin sengaja disobek. Kemudian aku terbelalak melihat isi dari kertas itu. Itu adalah tulisanku! Ya. Tidak salah lagi!
Bumi, 2014.
Aku masih senang menatapmu diam-diam.
Tak apa, biarkan seperti ini.
Aku hanya tak ingin ada jarak di antara kita.-Keyna
"K-kamu nemu ini dari mana, Ham?" Tanyaku cukup tergagap.
"Raga kepo sama kamu yang suka nulis di belakang buku."
"Hah?" Sedetail apa Raga tahu tentang aku?
"Raga kayaknya suka sama kamu deh, Key."
DEG!
Apalagi ini? Mengapa Sella dan Ilham mengatakan hal yang sama? Apakah mereka memang sengaja membuat ladang harapanku semakin besar?
"Kalo iya benar, aku mau Raga sendiri yang ngomong ke aku, Ham."
Entah mendapat keberanian dari mana aku mampu mengatakannya, dan setelah itu aku beranjak. Meninggalkan Ilham yang ku lihat tersenyum puas.
_____
Pendek-pendek aja ya😙
KAMU SEDANG MEMBACA
•||5||• LARA [COMPLETED]
Short StoryHanya tentang rasa yang lagi-lagi dipatahkan. ⚠️[Ganti Judul sebelumnya -TENTANG SAHABAT-]⚠️