part 4

40 6 5
                                    

Suara kendaraan bermotor menyambut hangatnya pagi. Aisyah yang semalaman tidak bisa tidur memikirkan keberangkatan orang tuanya kini memaksakan untuk semangat menyambut datangnya pagi.
Aisyah memang bangun 1 jam sebelum keberangkatan orang tuanya untuk membantunya.
Setelah selesai berberes,ibunya mengucapkan sesuatu.

"Nak,ibu sama ayah berangkat. Jaga adekmu yh!.ibu gak akan lama kok."ucap ibunya yang ingin merintihkan air matanya.

"Iya nak. Kamu harus bisa mandiri sementara ini. Kalau kamu takut kamu bisa tidur dirumahnya bu Siti. Ayah sama ibu sudah titipkan kamu."sambung ayah.

"Makasih yah. Kalian baik-baik yah disana. I love you."ucap Aisyah sambil memeluk keduanya.

Ibu dan ayah Aisyah sudah meninggalkan rumah 5 menit yang lalu. Kini Aisyah hanya berdua dengan adeknya yang masih tidur.

"Dek bangun!. Ayo sekolah."ucap Aisyah lembut seperti ibunya.

"Iya kak."jawab adeknya yang langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

Sebenarnya adek Aisyah sudah di didik untuk bangun setiap pagi. Mungkin dia sudah kecapekan jadi tidur lagi. Kayak kebiasaan anak muda jaman sekarang sudah bangun tidur lagi. DASAR.

Saudara kandung tersebut bersiap-siap untuk sekolah dan sarapan dimeja makan. Sudah pagi sekali ibu Aisyah menyiapkannya.

"Dek,nanti disekolah belajar yang sungguh yah!."

"Siap kak."ucap adeknya dengan hormat kepada Aisyah.

Setelah selesai sarapan keduanya berangkat sekolah masing-masing. Sepeda yang sudah dibetulkan ayahnya kemarin mulai di pakai lagi oleh Aisyah.

Aisyah menggayuh sepedanya dengan hati-hati tapi pasti. Hatinya yang sedikit kacau membuatnya harus selalu fokus pada jalan raya ibukota yang sangat ramai.

Aisyah memberhentikan sepedanya ditepian karena melihat seorang perempuan paru baya yang akan menyebrang. Ia menghampirinya dan menuntun dengan perlahan. Sampai ditengah-tengah jalan ada mobil yang hampir menabrak keduanya.

"Tit tit......tit."suara klakson mobil yang begitu kencang.

"Cepet woy, gue mau lewat. Lama amat sih."ucap lelaki itu dengan sangat angkuhnya.

"Sabar dulu kak."ucap Aisyah.

Setelah selesai menyebrangkan perempuan paruh baya tersebut. Nenek itu mengucapkan terima kasih kepada Aisyah. Aisyah bergegas untuk segera bersekolah. Didalam perjalanan dia selalu memikirkan laki-laki yang tadi ditemuinya dengan sangat angkuh.

Astagfirullah,masih ada aja anak kayak gitu di bumi ini

Ucap Aisyah di dalam hatinya.

"Ish..astagfirullah."ucap Aisyah sambil menepuk jidatnya.

Tepat pukul 07.45 Aisyah sudah sampai disekolah. Sekolah masih terasa sepi. Meski hanya ada 1,2 orang yang berlalu lalang.
Aisyah sudah duduk ditempatnya sambil membaca buku-buku miliknya. Sayangnya,Aisyah tidak bisa fokus memikirkan kedua orang tuanya.

"Hey, Aisyah."sapa Niken teman sebangkunya.

"Assalamu'alaikum niken."ucap Aisyah yang sedikit menyidir dengan memutar bola malasnya.

"Hehe,lupa. Waalaikum salam."ucap Niken sambil tersipu malu

"Hey Syah. Lu tau gak. Ada murid baru tau."

"Trs?."ucapnya cuek.

"Yah gak papa. Gue cuman ngomong doang."

"Oh oke."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanpa KepastianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang