BAB 9

4.2K 221 0
                                    

Sudah hampir 2 tahun pernikahan Ali dan Prilly. Pernikahan mereka tampak adem ayem aja, mereka berdua tetap romantis dimana pun itu, bahkan para pekerja di rumah Ali sekarang sering melihat wajah Ali yang tersenyum atau tertawa dan itu semua hanya karena satu wanita yaitu Prilly.

Kini Ali juga sudah mulai dekat lagi dengan agamanya yaitu ISLAM, semua itu karena ajakan Prilly yang menuntun suaminya menjadi lebih baik lagi. Bahkan kini Ali sering mengerjakan shalat lima waktu dan juga sering membaca Al-Quran dengan suaranya yang merdu.

Tapi 1 yang tidak berubah dari Ali, yaitu pekerjaannya sebagai Mafia dan Penjual barang-barang haram. Tapi sampai saat ini Prilly tidak mengetahui hal itu, karena Ali sangat menutup rapat pekerjaannya itu.

"Ihhh...Ali kemana sih udah jam 9 belum pulang juga" ucap Prilly gusar, pasalnya Ali belum pulang padahal biasanya jam 7 Ali sudah berada di rumahnya. Dan ini udah sebulan lebih Ali selalu pulang telat bahkan pernah enggak pulang sama sekali.

"Pril, mending sekarang kamu makan deh, kamu belum makan loh dari siang" ucap Jennie yang sedari tadi menemani Prilly di ruang tamu.

"Enggak Jen, aku aku enggak mau makan kalau Ali belum makan dan lagi pun kalo aku makan aku hanya akan memuntahkan makanan itu" ujar Prilly menahan rasa perih di perutnya karena belum makan dari siang.

"Tuan Ali pasti udah makan Pril, sekarang kamu makan gih" ucap Jennie lagi seraya menyodorkan makanan dihadapan Prilly sedangkan Prilly hanya menggeleng. Hal itu membuat Jennie prihatin dengan kepada Prilly, sebenarnya dia tau apa yang membuat Ali akhir-akhir ini sering pulang larut malam.

"Akkhhh...." suara kesakitan Prilly membuat Jennie tersadar dan langsung memanggil bodyguard yang lain untuk membawa Prilly ke rumah sakit.

"Kamu yang kuat yah Pril, bentar lagi kita sampai di rumah sakit" ucap Jennie menguatkan Prilly seraya menggenggam tangan Prilly. "Bawa mobilnya labih cepat!" perintah Jennie kepada James yang membawa mobil. Dan hanya diangguki oleh James lalu menambah kecepatan.

"A..li.. A...li... A...l..i" ucap Prilly terbata-bata dan tak lama Prilly pun kehilangan kesadarannya. Membuat Jennie tambah panik.

Tak lama mereka sampai di rumah sakit milik Ali RCA Hospital. Langsung membawa Prilly ke UGD untuk di periksa.

Jennie sudah puluhan kali menghubungi Ali tapi tidak pernah diangkat hanya terdengar suara operator. Jennie pun memutuskan untuk menelpon keluarga Alexander yang lain dan juga sahabat-sahabat dari Ali, karena sahabat-sahabat berada di Indonesia. Tak lama dokter Crishtian keluar.

"Crish gimana keadaan Prilly?" tanya jennie panik.

"Kamu enggak usah khawatir. Nyonya Prilly tidak apa-apa hanya saja maaghnya kambuh dan nyonya Prilly sekarang sedang mengandung. Mungkin itulah yang membuat dia mudah lelah dan akhirnya pingsan." jelas dokter christian

"Apa? Hamil?" tanya Jennie terkejut pasalnya Prilly tak pernah cerita jika dia sedang hamil.

"Iya Nyonya Prilly sedang hamil. Usianya udah 2 bulan." jawab Christian.
"Baiklah saya permisi. Nyonya Prilly akan kami pindahkan ke ruangan perawatan khusus keluarga Alexander" pamit dokter christian.

Saat sampai di kamar tempat Prilly di rawat, Jennie dapat melihat Prilly yang memandang ke arah jendela dengan tatapan kosong.

"Nyonya Prilly" panggil Jennie yang sengaja memanggil Prilly dengan sebutan "Nyonya" ingin melihat reaksi majikannya.
"Ali?" hanya itulah kata yang keluar dari mulut Prilly dan hal itu membuat hati Jennie perih mendengarnya karena disaat sakit pun Prilly masih memikirkan suaminya itu.

"Tadi aku udah nelpon tuan Calvin, tapi..." ucapan Jennie terpotong oleh Prilly.

"Enggak diangkat?" tanya Prilly dan Jennie hanya mengangguk. Hal itu membuat Prilly menghela nafas panjang.

MY HUSBAND IS MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang