Prolog

362 23 1
                                    

Dalam angan, kau mengharap dia menjadi milikmu. Dalam kenyataan ia tak mengharapkanmu.



"kamu itu seharusnya jangan egois, kasih tahu saya dulu jangan langsung abil keputusan sendiri!"

"kamu itu kalo saya hubungin ga pernah diangkat, sekalinya diangkat ngomongnya jangan ganggu lagi arisan nih! Arisan arisan arisan!

"ya seharusnya bisa kasih tau saya dari jauh-jauh hari!"

Suara teriakan demi teriakan membangunkan Fara dari tidurnya, saat ini masih pukul 06:00 namun rumahnya sudah ada keributan dijam sepagi ini.

Dengan malas Fara berjalan ke sumber teriakan itu, ternyata sumber suara itu berasal dari Ruang makan dan Fara mendapatkan sepasang suami istri yang sedang beradu mulut, hingga akhirnya terdengar suara.

Pranggg!

Satu gelas

Prangg!

Satu piring

Prangg!

Tumpukan sendok

"MAH! PAH!"

Sontak sepasang suami istri itu menoleh ke sumber suara tepat dibelakang Mereka.

"masuk kamu Fara!" teriak rina yang tak lain dan tak bukan adalah Mama Fara

"BISA GA MAMA SAMA PAPAH JANGAN RIBUT SEHARI AJA! DAN BISA GA SETIAP MASALAH ITU DI BICARAKAN BAIK BAIK JANGAN PAKEK EMOSI?!"
teriak Fara tak kalah besar dari rina.

"MASUK KAMU FARA KAMU GA TAU APA APA JADI MASUK!"
Teriak Rina sepuluh kali lipat lebih besar dari anaknya

Dengan berurai air mata Fara berjalan menuju kamarnya, mengunci pintu dan dan menghempaskan badannya keatas kasur.

"Kenapa kalian harus membesar besarkan masalah kecil! Kenapa kalian ga pernah harmonis lagi?! kenapa kalian mementingkan diri sendiri dan terlalu egois? Kemana Mama sama papa yang selalu harmonis di ruang keluarga?! Fara kangen masa-masa itu! "
Dengan air mata yang mengalir deras, Fara mengeluarkan semua uneg-uneg yang dia pendam selama dua bulan ini, keluarganya jauh dari kata harmonis dua bulan terakhir ini tanpa Fara ketahui apa penyebabnya namun Fara menduga jika itu masalah pekerjaan.

Tok... Tok...

Seseorang mengetuk pintu Fara, tanpa energi Fara berjalan mendekati dan membuka pintu dengan sepoyongan akibat terlalu lama menangis.

Cklek..

"kak mulai sekarang biasakan diri denger mama sama papa berantem"

Ternyata Lara adik perempuan Fara yang masih duduk di bangku Smp itu yang menggetuk pintu.

"Lara capek dengar mama papah berantem setiap hari kak, mereka sama-sama egois!"
ucap Lara, Lara sama terpukulnya seperti Fara dengan keadaan keluarganya yang bisa dibilang diambang kehancuran.

"Ra kakak mohon gimanapun nanti endingnya jangan pernah untuk berhenti semangat sekolah"
dengan memeluk Lara, Fara tak kuasa menahan air matanya entah yang sudah berapa kalinya ia mengeluarkan cairan bening itu.

Kemarau datangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang