Aku ingat jelas pakaian yang kamu kenakan waktu itu. Cocok sekali denganmu. Ditambah dengan aroma wangi di sekujur tubuhmu. Caramu berjalan, caramu tersenyum, caramu menatapku, semuanya masih melekat dan tak akan pernah dapat terlepas dari pikiranku.
Aku masih ingat saat kepalaku agak mendongak ke atas saat melihatmu yang lebih tinggi dariku. Saat mata kita bertemu, muncul rasa menggelitik di dada. Aku merasakan hal yang sama setelah sekian lama. Kepalamu juga agak menunduk dan dipikir-pikir lucu juga. Rasanya seperti mimpi melihatmu sedekat ini.
Sampai suatu hari kamu melakukan hal yang sama pada orang lain. Saling berpandangan dan tersenyum. Seketika dadaku terasa perih. Pedih. Sakit. Aku hanya bisa menangis dalam diam dengan musik yang melengkapi suasana. Kenangan kita, tidak, mungkin hanya aku yang menganggap itu sebuah memori yang indah. Kuharap itu hanyalah sebuah mimpi.
Sempat aku berpikir ingin mengakhiri, namun apa kata dunia jika aku mati?
Namun aku tersadar. Aku terlalu over-reaksi. Ini hanya masalah kecil tetapi aku menjadi depresi. Sebaiknya aku tidak bersedih lagi. Hapus air mata dan berusaha untuk berdiri.
---
Bukan puisi sih, tapi gapapa kan ya? Sesekali pengen curhat dalam bentuk ginian lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin.
PuisiPuisi pelampiasanku yang telah dibutakan oleh cinta dan berakhir tidak bahagia. Berikan aku sebuah bintang agar aku dapat tenang. Tidak lupa dengan kata-kata dari kalian jika memang berkenan. [28/11/18] #2 puitis [26/01/19] #56 kumpulanpuisi [07/04...