6

4 0 0
                                    

14 hari telah berlalu setelah hari ulang tahunku. Orangtuaku kembali ke Bandung lagi. Selama di sekolah aku berusaha menghindari Alycia. Alycia pun tampaknya sudah tidak berteman lagi dengan orang-orang itu. Namun aku masih terlalu sakit hati untuk memaafkannya. Meskipun begitu, tak peduli seberapa jauh aku berlari, aku tahu pasti akan ada saat di mana aku harus berhenti.

"Hey, Ra. Jangan jauhin aku terus dong. Kamu kenapa?"
"Aku kenapa? Aku cuma kecewa aja kok dibohongi sama orang yang udah aku anggap sahabat demi orang lain yang baru dikenal."
"Aku menyesal, Ra. Aku minta maaf."
"Mereka bukan temanku lagi. Mereka cuma manfaatin aku.", sambung Alycia. Matanya mulai berkaca-kaca.

Meskipun aku sudah memaafkan Alycia, hubungan pertemanan kami tetap renggang. Namun, aku dan Alycia masih berbicara satu sama lain. Dalam kurun waktu 14 hari itu, aku bertemu dengan teman baru. Seorang anak pindahan dari Kota Batu bernama Lisa. Pribadinya yang sederhana mendekatkan kita. Dia juga merupakan seseorang yang memotivasiku untuk berterus terang dengan orangtuaku bahwa aku merasa mereka lebih mementingkan kakakku dibandingkan dengan aku dan adikku. Orangtuaku berubah karena itu. Mereka tidak lagi hanya memperhatikan dan membantu kakakku. Mereka membantuku dan adikku juga dalam berbagai hal. Keluarga kami menjadi semakin nyaman dan bahagia.

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang