Last Words

3.2K 365 100
                                    

.
.
.

"Jelaskan pada ku alasan ibu membenci ku?"

...

Taehyung pikir dia masih punya kesempatan untuk bertemu beberapa orang yang masuk dalam daftar orang yang memang harus ditemuinya dengan kesempatan terakhir yang diberikan padanya. Karena demi apapun, Taehyung bisa merasakan hal buruk yang akan terjadi.

Jelas saja, berurusan dengan sang ibu tidak pernah sekalipun menempatkan Taehyung sebagai pihak beruntung.

Melawan? Taehyung tidak bisa. Bagaimanapun sikap sang ibu, dia tetaplah wanita yang melahirkan nya, jadi tidak punya alasan bagi Taehyung untuk melawan sang ibu.

...

Plak...

Tamparan keras menyambut pipi Taehyung pagi itu, bahkan matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Berbeda dengan seorang wanita yang selalu terlihat indah di mata Taehyung di hadapannya saat ini.

Sang ibu berkunjung pagi sekali dan itu berarti semua harapan Taehyung semalam hanya menjadi mimpi belaka. Tidak ada kesempatan untuk anak yang tidak diinginkan sepertinya.

"Selamat pagi ibu..." sapa Taehyung sopan, setelah cukup membiasakan diri dengan panasnya bekas tamparan nyonya Kim.

"Berhenti berbasa-basi Kim Taehyung! Ikut dengan ku sekarang, Jimin membutuhkan mu"

Taehyung menyeringai seketika, mendengar nama seorang yang menjadi orang pertama dalam daftar yang dibenci nya membuat sikap sopan Taehyung lenyap tak bersisa.
Persetan jika yang di depannya adalah sang ibu yang melahirkannya, toh memang Taehyung tidak pernah dianggapnya.
Lupakan ucapan awal tentang Taehyung tidak akan melawan sang ibu.
Sebut saja Taehyung labil, siapa peduli.

"Tidak mau. Aku tidak peduli, sama seperti dia tidak memperdulikan ku" jawab Taehyung sarkas.
Nyonya Kim terdiam seketika, ini pertamakalinya Taehyung berujar dengan nada kasar kepadanya.

"Tapi semua terjadi karena mu!" Tekan nyonya Kim berusaha mengintimidasi.

"Kenapa aku?" Gumam Taehyung pelan. Bingung, tentu saja.

"Keparat Lee Sunggyu mencelakakan ayah mu dan menculik putraku Jimin. Dan dia menginginkan mu sebagai pengganti Jimin! Dia menginginkan pembunuh anaknya"

Taehyung merasakan dadanya berdesir sakit. Jadi dia di butuhkan sebagai tumbal untuk menyelamatkan Jimin. Ck, Taehyung tidak habis pikir dengan pola pikir sang ibu.

"Haha... ibu lupa apa bagaimana. Bukankah mereka menangkap orang yang tepat?" Jawab Taehyung remeh. Mata pemuda itu berkilat karena airmata tertahan.

"A...apa maksudmu? Kau pembunuhnya bukan Jimin!" Nyonya Kim menunjuk dada Taehyung kasar.

"Skenario yang ibu buat tidak akan selalu mengikuti alur yang sudah ibu susun di dalamnya. Aku tahu semuanya jadi tidak usah mengucapkan hal itu lagi, kau menyakiti ku bu" Taehyung berbalik hendak kembali memasuki rumah kumuh nya tapi tidak jadi saat seseorang membekap mulutnya dari belakang.

Itu orang suruhan nyonya Kim, sedangkan nyonya Kim sendiri berbalik membuang muka, menahan gejolak aneh dalam dadanya. Seperti rasa sakit tapi entahlah.

"Apa aku benar-benar tidak ada artinya bagi ibu walaupun hanya setitik?" Gumam Taehyung dengan tatapan sayu yang hampir tertutup setelahnya obat bius yang telah menginvasi pernafasannya mulai mengambil alih kesadarannya.
Taehyung pingsan.

Copione (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang