6. Rivaille's Plan

2.5K 245 101
                                    

~ My Regret For Him ~
- RivaEre -


"Aduuhh, kok berat banget sih?!" Dumel Eren.

Eren mengerling ke arah Mobil audy hitam yang terparkir rapi di depan toko Magnolia Flower Shop. Seonggok manusia sedang asik dengan dunianya sendiri. Tak menyadari seorang pemuda sedang menggerutuinya.

"Ugh, pasti dia sedang main hp. Percuma juga ku teriaki dari sini."

Eren diam sejenak. Terlihat sedang berfikir keras. Sepintas ide pun muncul di kepala bermahkota Brunette tersebut. Yha, walaupun ide itu sedikit membuat harga dirinya sebagai lelaki, turun.

"Tak apalah, tak ada yang melihat ini." Eren celingak-celinguk memperhatikan lingkungan sekitarnya. Barangkali ada seseorang yang melihat tindakan memalukannya itu.

Namun nihil. Tak ada sesiapapun disana. Hanya ada dirinya. Bagus, kesempatan ini Eren ambil untuk melancarkan aksinya.

"Satu..., dua..., Tiga!"

Dengan sekuat tenaga, Eren seret pot bunga Magnolia ke arah mobilnya.

Dan sayang sekali, penglihatan tajam Eren kali ini sedang memburam sepertinya. Karna, seonggok manusia lainnya sedang memperhatikan kelakuannya sambil sesekali mendengus.

"Phew, akhirnya sampai juga. Ngomong-ngomong berat juga ya ini pot" Eren menghela nafas kasar.

Sesampainya Eren di belakang mobil, Eren membuka bagasi mobil itu untuk memasukkan pot bunga Magnolia yang baru saja ia beli di toko isabel.

Eren kembali terdiam. Perjuangan menyeret pot ini tidak main-main, lho. Ia lupa sesaat setelah menyeret pot ini, karna,--

"Argghh!! Kenapa ini harus terjadi padaku?!" Eren menjambak rambutnya kesal.

--Ia harus mengangkatnya keatas bagasi.

Rasanya Eren ingin mewek saja.

Tak tahan dengan kelaukannya, seonggok manusia yang sedaritadi memperhatikannya, keluar dari tempat 'persembunyiannya'.

Perlahan tapi pasti, seseorang itu mendekati Eren tanpa sepengetahuan pemuda brunette itu.

"Oi"

Eren terlonjak, menoleh cepat kebelakang. Ia terkesiap.

"Rivaille-senpai?!"

Rivaille diam tak merespon. Ia pura-pura melirik kearah pot di samping kakinya itu.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Eren mengerjap, sekilas melirik kearah lirikan Rivaille. Wajahnya memerah, malu.

"Uhm, t-tadinya aku ingin mengangkat pot ini ke bagasi. T-tapi," Eren menggigit bibir, mengalihkan pandangan.

Rivaille mendengus geli. Merasa kasihan, ia tak jadi menggodanya.

"Biar kuangkat"

Eren menoleh, "Eh? Yakin, Senpai? I-itu kan berat" Eren mengecilkan suaranya diakhir kalimat.

My Regret For Him [RivaEre] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang