DIONA

Prolog

Anatasha Andryana lebih akrab dipanggil Caca. Gadis cantik, polos, dan selalu peduli pada siapapun. Dia terlalu polos untuk mengenal apa itu cinta. Dia hanya menebak jika cinta itu adalah, adanya dua belah pihak yang saling menyayangi dan mencintai mungkin? Namun tebakan nya melesat sempurna.

Tentu saja, tebakan yang dulu ada di pikiran nya kini terjawab sudah. Bahwa cinta itu tidak selalu dua belah pihak yang saling menyayangi dan mencintai.

You know? Bertepuk sebelah tangan.

Tapi bukankah tidak ada tepukan jika hanya sebelah tangan?

Dia mengerti sekarang, Cinta itu Cerita yang tidak selalu indah, dan tidak selalu bahagia seperti di novel adanya. Cinta itu hanya cerita pahit, tentang adanya rasa sakit hati, lelah nya berjuang, dan pahit nya kecewa.

Awalnya keadaan membaik saja disaat ia tidak mengenal dan tidak merasakan apa itu cinta.

Namun berbeda sejak hadirnya sosok Andio Adhitama Tirtayasa. Seseorang yang membuat seorang Anatasha ingin merasakan kebahagiaan dari kata cinta bersama Dio. Tentu saja dengan dua belah pihak. Bukan hanya satu pihak yang mencintai.

Dia berpikir, akan sangat mudah untuk mendekati dan mendapatkan hati seorang Andio. Lagi lagi apa yang dipikirkan nya melesat sempurna seperti tebakan dia.

Andio terlalu tidak peduli dengan sekitar. Bahkan perempuan yang menyukainya pun dia anggap hanya angin lalu yang mengganggu kehidupan tenang nya. Natasha termasuk pada salah satu daftar perempuan yang menyukai Andio.

Andio sama sekali tidak peduli dengan wanita yang mengejar ngejar dirinya. Tidak sama sekali. Mengapa? Entah lah dia punya alasan untuk itu. Bahkan dia tidak pernah berpacaran. Tidak, dia tidak homo. Tenang saja. Dia punya alasan tersendiri mengapa dia selalu mengacuhkan para wanita yang mendekati dirinya.

Dunia Andio hanya tentang Balapan Mobil, teman, dan keluarga.

Dengan sifat dingin yang Andio punya, para 'penggemar' Andio hanya bisa bermimpi saja untuk meluluhkan hati sang Ice Prince  itu. Mungkin hanya wanita yang beruntung yang bisa meluluhkan hati Andio. Entahlah, kita lihat saja nanti?