6 - The Other Side

18 4 0
                                    

Listen to your heart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Listen to your heart.

🌫️

Dio berdiri di trotoar jalan sembari mengecek beberapa pesan yang tertera di layar handphone miliknya. Banyak sekali pesan yang tidak ia balas. Bahkan dibaca pun tidak.

Entahlah, sudah berapakali Dio mengganti ID, tetapi tetap saja banyak yang mengetahui nya. Terkadang dia ingin pindah dari sini, tetapi tinggal beberapa semester lagi dia akan lulus.

Fyi, Dio mengambil jurusan Ekonomi. Dan setelah lulus dia langsung meneruskan perusahaan ayah nya. Hebat bukan? Sudah mempunyai masa depan.

Yah, walaupun terpaksa.

Dio mencebikkan bibirnya, kala melihat pesan dari gadis itu. Ya gadis itu, siapa lagi jika bukan gadis yang aneh dan selalu menganggu dirinya.

Caca
Kak Dio dimana? Kak Dio gapapa kan? Kenapa tadi kabur gitu aja. Kak Dio benci banget sama Caca?

Dio mengernyitkan dahinya.

"Bodoh." Gumamnya.

Dia tidak mengerti jalan pikiran gadis itu. Dio sudah cuek padanya. Bahkan bersifat sedikit kasar mungkin. Tapi tetap saja dia selalu menganggu nya.

Dio berjalan menuju kampus untuk membawa kendaraan nya.

Setelah itu, dia pergi dengan melajukkan mobil miliknya. Entah kemana dia akan pergi. Mungkin dia akan menjemput sang adik. Dan tentu saja iya.

Banyak sekali anak anak yang berhamburan keluar dari sekolah mereka. Begitu bersemangat kala terdengarnya suara bel yang menandakan untuk pulang.

Pandangan Dio tertuju pada gadis kecil yang menenteng tas berwarna pink, dengan rambut yang diikat kuda. Dio tersenyum padanya. Senyum yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun kecuali keluarga nya.

"Abang!!" Teriak gadis kecil itu. Dasya. Dio tersenyum padanya. "Abang tumben jemput aku." Dio membungkukan badannya untuk mensejajarkan tingginya dengan Dasya.

"Umm, kenapa ya? Pengen aja." Jawabnya. Dasya mencebikkan bibirnya. "Yaudah, yuk pulang." Ajak Dio.

"Eitssss, tunggu dulu Abang, Abang kan mau beliin Dasya eskrim. Udah janji loh." Dio menepuk keningnya. "Oh iya lupa. Yaudah yuk." Ajak Dio dengan kekehan kecil.

🌫️

"Ra? Apa aku nyerah aja ya sama kak Dio. Kak Dio kek gasuka gitu sama aku." Keluh Caca. "Bodoh. Ya janganlah, ya kalo cinta itu di perjuangin bege." Saran Arra.

"Gak ah. Mau nyerah aja."
"Serah lo aja deh. Gue sih cuma ngasih saran. Cuma dengerin aja sih kata hati lo. Toh, lo yang jalanin." Ucap Arra.

Caca mengerutkan keningnya, lantas menggelengkan kepalanya. "Gak ngerti Ra, kamu ngomong apa." Ucap Caca. Arra memutar bola mata malas. "Serah lo." Caca mengedikkan bahunya.

"Arrra," sapa Leo dengan senyumnya. "Apa lo?!" Sarkas Arra. "Ish, galak bener ya."

"Bodo amat, ayo Ca, kita balik."
"Lah? Kan Yuna sama Sherin belum kesini juga." Jawab Caca.
"Bodo. Kita cari tempat lain." Arra mendelik ke arah Leo dengan mata yang tajam. Dan membuat Leo cengo.

Arra menarik tangan Caca untuk keluar dari Caffe itu. Caca melambaikan tangannya ke arah Leo. "Dah kak Leo." Leo menatap kepergian Arra dan Caca masih dengan muka cengo.

Leo kembali ke meja teman temannya. Dan tentu saja teman teman nya sedang mentertawakan dirinya.

"Pfft. Seorang Leo ditolak mentah bung." Ucap Rayn yang mendapat tabokan dari Leo.

"Bangsat. Diem lo."

***
Visual Dio kuganti btw.

***Visual Dio kuganti btw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus

Kubakal rajin up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kubakal rajin up. I guess..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang