1 - your eyes

28 4 0
                                    

Dari tatapan itulah, kau berhasil menjatuhkan ku.

-Anatasha

🌫️🌫️

"Yuna sama Arra mana sih, dari tadi Caca sendirian terus!" Gerutu Caca.

Dia mondar mandir mencari sahabatnya itu. Dia tidak berangkat bersama sahabatnya di hari pertama ospek nya. Karena dihari pertama ospek ini, ia ingin diantar sang Ayah agar ia semangat di hari pertama. Dasar anak manja.

Caca menggerutu tak jelas, karena dia benar benar tidak menemukan para sahabatnya itu. Entahlah mereka dimana. Bahkan sebentar lagi, ospek akan dimulai.

"Masa aku ospek sendirian sih ih!! Tau ah!" Gerutu Caca kesal dan langsung membalikan badannya untuk kembali mencari para sahabat nya itu.

Namun tanpa sengaja dia menubruk dada bidang seseorang. Dia langsung mendongakkan kepala nya. Bukan manusia nih kayak nya. Angel ini ya? Batin Caca
Dia tidak berhenti memandang lelaki itu lekat lekat. Dia sedang mengagumi.

"Kenapa?" Tanya lelaki itu bingung. Dengan wajah yang malu, ia langsung tersadar bahwa ia sedang di tatap bingung oleh lelaki itu. "Eh maaf kak, gak sengaja tadi. Maaf maaf ya kak maaf banget!" Mohon Caca kepada lelaki itu.

"Gakpapa santai aja dek!" Jawab nya. "Nama gue Leo!" Lanjut nya, kini dengan mengulurkan tangannya. Dengan senang hati, Caca menerima uluran tangan 'Angel' itu.

"Nama aku Natasha kak! Panggil aja Caca, hehe. Kakak ganteng banget kayak Angel aku kira tadi bukan manusia hehe." Ujarnya malu malu.

"Bisa aja kamu. Udah sana, tuh udah ada suara di mikrofon buat kumpul, mending kamu kesana aja deh."

"Ah...iya, Caca kesana dulu ya kak!" Pamit Caca kepada Leo. Leo hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasan.

Caca berlari terbirit-birit untuk masuk ke lapangan. Namun untuk yang kedua kalinya dia menabrak seseorang. "Aishh! Aduh maaf kak!" Ujar Caca sambil mengelus keningnya dan mendongakkan kepalanya. Kenapa ya? Ini lebih ganteng dari kak Leo. Batin Caca.

Tanpa menyauti ucapan Caca, lelaki itu melewati Caca begitu saja. "Dinginnya." Gumam Caca tanpa mengalihkan pandangannya kepada lelaki itu.

Caca menepuk keningnya, tanda bahwa dia lupa dia harus segera ke lapangan.

🌫️🌫️🌫️


"Ca! Lo ngapain sih udah tau si Arra itu gak pake pita malah di panggil lagi tu Kating. Lo bego apa gimana?" Ucap Yuna santai dengan melipat kan tangan di depan dada.

Caca hanya mengedikkan bahu tanda tidak peduli. "Dasar temen laknat Lo." Lanjut Yuna. Caca hanya terkekeh geli, sudah biasa dengan ucapan Yuna yang pedesnya ngalahin cabe dipasar. "Ya Caca cuma mau Arra itu jadi gak pemalu lagi sama biar dia juga ngerasain tuh gimana enaknya di hukum."Sahut Caca.

Yuna hanya menggeleng kan kepala nya saja, sudah biasa dengan tingkah Caca yang miring dan polos nya minta ditampol.

🌫️🌫️🌫️

Kini Caca sedang berada di taman kampus. Para Kating memberi waktu istirahat untuk para Maba. Waktu istirahat Caca, ia habiskan untuk merenung di kursi taman di bawah pohon yang menurutnya sejuk.

Setelah meneguk minuman nya, Caca memandangi wajah yang tidak asing baginya. Seperti pernah bertemu tapi dimana?

Ah, Caca ingat sekarang, bahwa dia bertubrukan dengan lelaki itu. Tapi bukan Leo, entah siapa namanya. Caca mengagumi dia, entah mengapa ini baru pertama kali nya dia merasakan perasaan seperti ini. Waktu bertubrukan dengan Leo tadi, dia tidak punya perasaan seperti ini.

Caca memang suka jujur apa adanya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar. Saat memuji paras Leo yang bak Angel tadi, Caca hanya jujur apa adanya dengan yang dilihat matanya. Namun kali ini beda benar benar beda. Batin Caca.

Tanpa mengalihkan pandangannya Caca terus saja memandang lelaki itu yang ia tidak ketahui nama nya. Tidak terlalu kelihatan juga name tag yang ada di bajunya. Karena dia sedang bersender ke pohon yang agak jauh dari Caca. Dia sedang memakai headset dan memainkan handphone nya. Tentu saja dia tidak menghadap ke Caca, hal itu sulit bagi Caca mengetahui namanya.

"Woy Dio!" Teriak seseorang, tidak ada jawaban dari sang pemilik nama 'Dio' itu. "Dio Woy!" Teriak nya lagi, kini dengan menepuk pundak sang pemilik nama. "Apaan?! Ganggu aja!" Jawab nya dingin.

Disisi lain, ada seorang wanita dengan senyum merekah yang menghiasi wajah cantik nya. "Caca seneng banget deh, Caca jadi tau nama dia." Tentu saja Caca adalah wanita yang menampilkan senyum merekah itu, dia bergumam tanpa mengalihkan pandangannya kepada Dio. Lelaki yang ia tabrak tadi pagi.

"Seneng kenape lu?" Sahut Yuna tiba tiba, mengagetkan Caca yang sedang senyam senyum sendiri. "Ck ganggu aja sih Lo!" Sinis nya.

"Dih, dasar aneh." Celetuk Yuna dan mendarat kan bokong nya di kursi duduk yang Caca tempati tadi.

"Gue lagi seneng tau." Ujar Caca.

"Ah..,gue tau lo lagi seneng karena Lo abis dapet diskon gorengan kan? Ngaku Lo!" Tuduh Yuna. Dan mendapat decakan dari Caca. "Ish! Kagak lah, kalo gue kasih tau lo, Lo bakal tercengang deh Na." Jawab Caca.

"Apaan sih? Gue jadi kepo, gak biasanya lo kayak gini." Ujar Yuna.

Caca menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga nya. Dan memasang wajah serius dengan pipi yang merona merah bak tomat.

"Gue...gue lagi. falling in love sama seseorang Na!" Ucap Caca antusias.

Tbc

DIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang