Chapters 04

68.8K 5K 79
                                    

Jangan lupa vote & komentarnya 🙏

HAPPY READING

Sudah sebulan lebih Davina tak melihat Dalton, entah saat sedang di butik atau di Cafe. Sesekali salah satu pegawai Dalton yang malam itu memesankan taksi datang ke butik dengan membawa map yang Davina tebak berisi perjanjian kerja sama, atau apa pun itu yang berhubungan dengan bisnis mereka.

Setiap pegawai Dalton datang (yang Davina dengar namanya adalah Eric), secara otomatis manik coklatnya mencari keberadaan Dalton namun hasilnya nihil, detail sekecil itu tak di lewatkan oleh Eric, ia sering menangkap basah Davina yang seakan mencari Dalton.

"Berjanji padaku kau tak akan marah," Davina mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Gwen.

"Memang kenapa?"

"Elina akan jadi salah satu model untuk Fashion Show."

Davina tersenyum pasrah sama seperti Gwen, "bagaimana bisa? Katanya kau benci Elina."

Pernah sekali saat sedang pemotretan Elina sedikit berseteru dengan Gwen, dan akhirnya memanjang hingga sekarang. Di tambah Gwen pikir Elina adalah alasan hubungan Davina dan Mckell tak sedekat dulu.

"Tak ada lagi yang jadwalnya kosong, aku tak ingin Carolyn memecatku."

"Tak apa, acaranya juga lusa."

Merasa diperhatikan, Davina menghentikan pekerjaannya yang sedang memasang payet di sebuah gaun, "kenapa melihatku seperti itu?"

"Kau baru saja mendengar orang yang kau suka akan menikahi perempuan lain tapi seakan kau baik-baik saja."

Davina menggeleng pelan, cinta adalah hal paling rumit. Tapi semenjak kejadian itu Davina sadar akan satu hal, ia hanya menyukai Mckell, ia belum sampai mencintai pria itu begitu dalam. Buktinya ia hanya merasa kesal selama beberapa hari, setelah itu ia seakan lupa pernah menyukai Mckell. Davina kini sadar selama ini ia melihat Mckell sebagai figur seorang kakak.

"Aku hanya ingin berdamai dengan keadaan."

Gwen mengangguk mengerti, bisa ia simpulkan belum ada pria yang bisa menyentuh inti jantung gadis itu.

» » »« « «

"Davina!" seru seorang pria yang berlari ke arahnya, lalu tanpa canggung memeluk gadis itu didepan umum tanpa perduli tatapan orang-orang di sekitar.

"Shut up! Kenapa kau ada di sini Alex?

Dengan santai Alex menunjukan invitation cards miliknya di depan wajah Davina, yang langsung di ambil oleh gadis itu.

Kim Alex adalah model baru yang wajahnya mulai sering terlihat di majalah atau saat di runway fashion show, pria itu bisa mengenal Davina karena gadis itu pernah menjadi fashion stylish-nya beberapa kali.

"Tak akan masuk sekarang?" Ucap Alex sambil menunjuk ballroom di belakangnya.

"Tidak sekarang," Bisik Davina lalu melanjutkan pekerjaannya menyambut tamu yang baru datang.

"Baiklah. Aku duluan," ucap Alex dan Davina hanya mengangguk.

Hari ini ia mendapatkan tugas di bagian penerimaan tamu, senyum di wajahnya tak boleh luntur dan ia juga harus ramah, mengantarkan para tamu undangan ke tempat yang sudah di sediakan satu-persatu.

Saat acara sudah di mulai Davina berdiri di belakang para tamu yang menghadiri fashion show, ia juga ingin melihat hasil kerja keras Carolyn dan team yang membantu wanita itu. Para model berjalan dengan anggun di runway dengan mengenakan baju rancangan milik Carolyn, di tambah lighting dan audio yang menambah sempurna acara yang Carolyn buat. Semakin menguat tekat Davina untuk memiliki butiknya sendiri, saat di penghujung acara Carolyn muncul sambil sesekali mengucapkan terima kasih, suatu hari nanti ia juga ingin merasakan berada di posisi Carolyn.

"Hai! Kau akan ikut ke pesta penutupan?" ucap Gwen saat berpapasan dengan Davina di pintu keluar.

Davina melirik jam tangannya yang menunjukkan jam tujuh malam "Entahlah, aku tak yakin untuk datang."

Gwen memutar matanya, "pendirianmu sangat kuat."

Davina mengangkat bahunya tak peduli.

"Tugasmu sudah selesai?"

Seingat Davina, Gwen mendapatkan tugas membantu Carolyn di belakang panggung, membantu para model memakaikan baju dan hal lainnya.

"Yap, tinggal menyimpan baju ke butik. Kau sendiri?"

"Aku sedikit kewalahan sebelum acara di mulai, by the way aku ingin cari minum sebentar."

Gwen menahan tangan Davina, "kau pasti mau kabur menghindari pesta penutupan."

Davina tertawa geli sambil berlalu pergi sebelum Gwen menyeretnya ke Club.

» » »« « «


Ia langsung meminum air mineral yang baru di belinya di minimarket terdekat, sejak siang Davina belum sempat minum dan akibatnya ia sekarang kehausan dan tenggorokannya terasa kering.

"Kita bertemu lagi."

Davina lengsung berbalik saat mendengar suara pria yang masih ia ingat meski baru bertemu beberapa kali, darahnya langsung berderis aneh saat melihat Dalton berdiri di belakangnya, Eric yang awalnya berdiri si samping Dalton memilih menjauh, memberi privacy untuk Davina dan Dalton untuk bicara berdua.

"Hai."

Manik abu-abu itu kembali membuat Davina salah tingkah.

"Terima kasih. Ehm, itu untuk taksi malam itu."

"Sama-sama. Kau pulang dengan aman?"

"Seperti yang anda lihat," Dalton lalu tersenyum, Davina sedikit heran karna menurut cerita yang ia dengar Dalton adalah pria yang dingin.

Berbanding terbalik saat sedang bersamanya.

Menghindari rasa tak nyaman, Davina memilih duduk di kursi yang berada di luar minimarket. Tak di sangka Dalton juga ikut duduk di sebelahnya, pria itu mungkin tak mengerti bahwa dengan begini membuat Davina merasa cangung berada didekatnya.

"Pria tadi siapa?"

Davina menautkan alisnya, ia tak mengerti siapa yang Dalton maksud, sejak pagi banyak orang yang berbicara dengannya.

"Pria yang memelukmu."

Davina tertawa kecil "Alex? Dia hanya kenalanku, kami sesekali bertemu di studio foto."

Tunggu! Mengapa Davina merasa sedang diinterogasi, seakan ia baru saja ketahuan selingkuh. Tatapan Dalton juga semakin mengintimidasi, membuatnya merasa di pojokan.

"Tak ikut acara penutupan?"

"Aku tak begitu suka di club malam, anda tak di undang?" Davina sempat mendengar Carolyn sangat berharap Dalton akan ikut bergabung saat pesta penutupan, tapi pria itu masih duduk manis di sebelahnya.

Dalton melirik Davina yang dimatanya terlihat sangat manis saat gadis itu salah tingkah dengan memainkan ujung dressnya.

"Aku tak ingin datang."

Davina menggumam mengerti. Lalu membuka tas karna kebiasaannya adalah mengecek tasnya setiap saat, dan benar saja note book miliknya tertinggal.

"Ada barangku yang tertinggal, permisi sebentar."

Tanpa menunggu persetujuan Dalton gadis itu segera pergi ke gedung yang berjarak beberapa meter dari minimarket.

"Davina."

Dengan tampang kesal ia memutar tubuhnya. Sekarang di hadapannya berdiri wanita yang tak ingin ia temui, ia benci senyuman palsu wanita itu.

Bibinya.

» To be continued «


I'll Keep You Save [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang