2. Abang protektif

160 9 0
                                    

"Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan keberuntungan yang diberikan Tuhan ?"
~MoccaMatcha

Mocca tersenyum tipis memperhatikan gadis cantik di depannya yang sedang antusias bercerita tentang apa saja pengalamannya yang lucu. Ia sesekali ikut tertawa mendengarkan dan melihat raut wajah Matcha. Kelasnya kali ini sedang kosong karena gurunya ada kepentingan mendadak, mereka disuruh untuk mengerjakan tugas namun Mocca dan Matcha sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu.

Semua teman-teman di kelasnya sangat cuek terutama kepadanya dan Matcha. Ia juga sangat heran bagaimana gadis cantik anak pemilik sekolah ini malah dijauhi oleh teman-temannya ? Biasanya kan malah banyak teman ? Ah entahlah.. yang penting mereka bisa menjadi akrab. Eh apa tadi ? Mengapa Mocca ingin menjadi akrab dengam Matcha ? Ia menggelengkan kepalanya unuk menghilangkan pikiran-pikirannya itu.

Tingkah laku Mocca tak luput dari perhatian Matcha. Matcha menggerakkan tangannya di depan wajah Mocca.

"Hello Oka ? Are you okay ?" Tanya Matcha.

"Eh iya aku nggak papa Cha." Ia tersenyum tipis.

"Eh elo sadar nggak kalo nama kita berkaitan ? Gua Matcha elo Mocca, gue Reina elo Reino. Lucu aja gitu." Marcha terkekeh sehingga lesung pipinya tercetal dengan jelas.

"Mungkin kita jodoh." Balas Mocca pelan. Bahkan hampir tak terdengar sama sekali.

"Hah ? Apa elo bilang tadi Ka ?" Tanya Matcha yang memang tidak kedengaran.

"Ah enggak apa-apa."Mocca tersenyum kaku sambil menggaruk tengkuknya.

"Nanti kalo istirahat kita gabung ke abang gue dan temen-temennya ya ?" Pinta Matcha kepada Mocca dengan semangat.

"Eh emang nggak papa ?" Ia sedikit takut dan merasa tidak enak.

"Nggak papa kali. Elo nggak usah takut. Oke ?" Matcha memasang muka imutnya yang membuat Mocca mau tidak mau menuruti permintaan gadis itu.

"Oke deh aku mau." Pasrahnya.

"Okaa baik bangeeet." Teriaknya yang membuatnya menjadi sorotan teman-teman sekelasnya. Ia langsung terdiam dan menunduk serta pura-pura menulis. Mocca yang mengamati itu lagi-lagi terkekeh.

Bel istirahat yang sejak tadi ditunggu oleh Matcha akhirnya memasuki pendengaran seluruh siswa di SMA Antariksa tak terkecuali pada Matcha. Matcha dengan semangat 45 menarik tangan Mocca menuju kantin, tepatnya pada meja yang benar-benar kosong tanpa ada yang mau menyentuhnya walaupun sidah tak ada lagi meja lagi yang kosong.

Mereka duduk berdua dengan raut wajah yang berbeda. Matcha dengan senyum yang berseri-seri dan Mocca yang gugup.

Sampai segerombol anak laki-laki dengan kharismanya masuk ke dalam kantin dan membuat Matcha lebih melebarkan senyumnya.

"Bang Kelpiiiiiin!" Teriak Matcha pada sang abang yang dibalas dengan acakan pada rambut Matcha.

"Holaaa Chacaaa adik kecilnya kitaa." Sapa salah satu teman Kelvin yang paling dekat dengan Matcha, yaitu Gara.

"Eh Bang Garaa makin ganteng aja deeh." Matcha berucap dengan wajah yang diimut-imutkan.

"Jangan gitu Cha, kita nggak kuat liatnya. Lo imut banget deh. Dedek jadi gemeesss." Kata Arnold dengan lebay dan mendramatis.

"Eh Cha ini siapa ? Mukanya gitu amat Cha ? "Tanya Fatkur dengan menunjuk Mocca. Mocca yang dari tadi diam memperhatikan interaksi antar mereka kini menjadi sangat gugup.

"Oh dia temen baru aku, namanya Mocca. Dia baik banget lho bang mau jadi temen aku." Matcha berujar dengan semangat 45. Kelvin sedari tadi diam dan hanya memperhatikan Mocca.

"Eh iya Ha.. hai. Nama aku Mocca." Kata Mocca kaku.

"Santai aja kali bro sama kita. Temennya Matcha berarti temen kita juga. Asalkan elo nggak berani coba-coba sakitin Matcha aja sih." Arnold merangkul bahu Mocca tanda mereka berteman.

Bisik-bisik dari anak kantin membuat Mocca semakin berkecil hati, sungguh mereka hanya melihat dari sisi luarnya saja.

"Heh! Kalian semua diem deh. Beraninya aja ngomongin di belakang. Kenapa emangnya kalo gua temenan sama anak cupu ? Lo semua iri ?! Iya ?!! Gak ada yang jawab kan ? Makanya jangan suka ngomongin orang." Bentak Fatkur yang membuat keadaan kantin hening seketika.

"Udah nggak papa." Mocca berusaha menenangkan Fatkur.

"Eh ngomong-ngomong kita belum kenalan kan ya ? Gua Gara temennya Matcha dan Kelvin yang paling ganteng dan rajin." Gara berusaha mencairnkan suasana.

"Gua Fatkur, statusnya sama kayak Gara." Fatkur masih berusaha mentralkan emosinya. Ia paling benci dengan sifat anak-anak yang sepertu itu.

"Gua Arnold. Banyak yang bilang muka gua mirip sama Sehun tapi gua menyangkal karena gua mirip sama Chanyeol." Arnold dengan pdnya memperkenalkan dirinya seperti itu yang membuat Matcha naik darah karena idolanya disamakan dengan mukanya yang pas-pas.an menurut Matcha. Padahal di luar sana para wanita banyak yang mengantri untuk mendapatkan Arnold.

"Bang Arnold, jangan bikin Matcha emosi." Matcha menunjukkan smirknya yang membuat Arnold bergidik ngeri.

"Bang Kelpiiin tolongin Arnold doong. Chaca jahat deh." Sifat Arnold memang seperti itu. Lebay dan terllau mendramatisir. Namun hal itu yang membuat persahabatan mereka semakin berwarna.

"Gua Kelvin, abangnya Matcha. Gua mau ngomong sama elo nanti pulang sekolah. Tanpa ada bantahan. Di rooftop." Setelah itu Kelvin beranjal pergi yang menyisakan keheningan diantara mereka.

Mocca semakin takut dengan Kelvin. Dan itu disadari oleh teman-temannya. Gara yang menyadari pun berusaha menjelaskan.

"Jadi gini Ka, abangnya Matcha itu sayang banget sama Matcha jadi kalo mau jadi temennya Matcha elo perlu semacam tes kayak gitu. Dan ini adalah tahap tes terakhir. Hal ini udah disepakati sama semua keluarganya Matcha dan Matcha sendiri. Itu alasan dia selalu sendiri di kelas karena mereka malah lari pada saat tes terakhir karena takut sama Kelvin padahal mah Kelvin kagak ngapa-ngapain." Ujar Gara panjang lebar.

"Gua mohon elu jangan ngejauh dari gua dan nanti tetep temuin abang ya. Gua bakal bantuin elu Ka." Matcha meminta dengan muka melas.

"Iya nanti aku dateng dan aku nggak akan jauhin kamu." Mocca berujar mantab.

"Lah itu sip. Jangan kaku gitu ah. Jangan pakek aku kamu. Lo gue aja biar terkesan lebih akrab. Kita kan temen ? Yakan ?" Kata Fatkur.

"Iya makasih ya udah mau jadi temen a.. eh gue."

"Sama-sama Oka." Balas Matcha dengan senyum yang merekah.

Happy Reading
Maafkan Typo(s)

Ini masih awal sih jadi belum ada konflik yaiyalah baru aja chapter 2 ya kan ? Bagi yang nunggu extra partnya justforyou maaf deh belum ada niatan buat nulis akutuuu. Jadi aku lanjutin ini aja.

Makasih udah baca!

MoccaMatchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang