RARA POV
Gue berjalan menyusuri koridor dengan tatapan kosong. Banyak pikiran banget dah gue hari ini. Entah pikiran abang gue yang masih marah ama gue, terus juga ama tubuh gue yang kadang aneh, apalagi ditambah sama tadi pagi yang secara tiba2 gue mimisan.
♡♡♡
RARA POV
Istirahat tiba.
Gue, Siska dan Ayu beranjak ingin kekantin setelah melewati perjuangan menyelesaikan soal-soal latihan dari Pak Sumani. Dia itu guru IPS dikelas gue, dia asli orang Jawa. Belajar sama dia itu lumayan seru. Karena dia orangnya agak lucu juga. Namun kalau sudah berurusan dengan soal latihan, langsung jebol otak kami semua. Dia ngasih soal gak tanggung-tanggung. Soal saking banyaknya harus dikerjain secepet mungkin. Dan semua soal pun gak pernah ada yang masuk diotak kami semua. Jadi ambyur deh nilai IPS kita semua. Eh lebih tepatnya sih gue lah.Back to story
"Kantin yuk guys!" Teriak Ayu dengan suara cemprengnya.
"Kuy." Jawab gue dan Siska barengan.
Kita berjalan menyusuri koridor menembus cahaya siang ini, membelah angin yang meniupi tubuh kami.
-Ceelah udah kayak quotes aje.(Author)
Kami duduk di dekat pojok kantin. Kami memilih disana karena memang tempatnya nyaman dan bersebelahan dengan jendela suapaya bisa menikmati angin.
"Siapa nih yang mau mesenin makanan? Gue mager banget." Tanya Siska.
Ayu hanya mengendikkan bahunya seakan berkata -entah-.
"Gue juga mager."
Gue cuma diem sambil menopang kepala gue dengan tangan kiri gue melihat mereka berdua mengobrol. Sampai akhirnya gue melirik mereka saat mata mereka tertuju ke gue.
"Haahh. Gak usah sok polos deh mukanya. Gue tau ujung-ujungnya pasti gue. Lo berdua kapan sih penyakit malesnya ilang. Kambuh mulu. Giliran cowo aja tancep gas lu bedua." Cerocos gue. Mereka cuma cekikan dengar omongan gue.
"Lo tu ya. Emang sahabat terbaik banget dah. Kaki gue udah nempel nih. Beliin yaa." Ayu.
"Pantat gue kayaknya dikasih lem deh. Gak mau lepas dari korsi ni. Tolong beliin yaa." Ucap Siska pula lalu memasang puppy eyes.
"Gak usah sok imut dah. Jijay gue liatnya. Bukannya imut kalian bedua malah mirip ama valak kalau kayak gitu."
"Buset lu. Nyama-nyamain kita ama valak. Cantik gini juga." Ayu
"Terserah lo deh. Biar dede seneng." Gue toyor noh kepala Ayu. Biarlah dia juga udah oon ditoyor gitu mungkin tambah korslet kali gue gak peduli. Akhirnya gue jalan noh ke Salah saty warung di kantin yang sudah jadi langganan kita.
"Anjeng lu, gak usah noyor kepala gue kan bisa. Kalau gue nambah oon lo harus tanggung jawab. " ayu marah sambil monyong gitu. Imut sih. Tapi gayanya bikin jijik tau gak.
"Bomatlah."
Setelah itu gue langsung pergi untuk memesan makanan."Butin pesen batagornya 3 ya. Sama teh hangatnya 1 yang tes panas banget 2."
KAMU SEDANG MEMBACA
RARAKA
Teen FictionRaka. Seorang badboy sekaligus most wanted. Wajah nya yang tampan mampu membuat para gadis terpukau. Walau dengan tampang badboy dan berandal, ia adalah seoang lelaki pejuang. Ia tak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya. Sikap...