7 perhatian

166 24 3
                                    

Dua orang pria tengah duduk dengan ekspresi wajah yang tak bisa diartikan. Mereka tampak serius memperbincangkan sesuatu. Mereka saling diam, sampai akhirnya salah satunya menarik napas panjang lalu menghebuskannya pelan dan kemudian berkata.

"Gue.. ijinin lo jaga dan rawat Rara untuk sekarang." -ucapnya tanpa menoleh sekalipun. Yap, mereka Reza dan Raka.

Senyum merekah diwajah Raka mendengar pernyataan itu. Akhirnya Reza ijinin Raka menjaga Rara yang memang telah Raka sayangi dari awal ia bertemu Rara. Ia awalnya mengira bahwa ia dan Rara gak akan pernah bersama karena masalahnya dengan Reza yang tentunya Reza belum memaafkannya.

"Tapi itu gak berlaku selamanya kalau misalkan lo nyakitin adek gue. Kayak elo nyakitin DIA waktu itu. Gue gak mau kehilangan orang yang paling gue sayang untuk kedua kalinya gara-gara lo." Ucap Reza dengan menekankan kata 'dia'.

"Tapi gue gak ijinin lo buat pacaran sama Rara. Cukup sekedar menjaga. Inget lo." Sambunh Reza sambil. Menatap Raka tajam.

Raka menundukkan kepalanya. Senyumnya pun tak seperti sebelumnya. Ia lebih menampakkan senyum kekecewaan karena perbuatannya dulu. Lalu Raka mengangkat kepalanya menatap Reza yang kebetulan tengah menatapnya juga.

Raka menganggukkan kepalanya dan menunjukkan kembali senyum yang tulus. Dengan berada di sisi Rara saja dia sudah bersyukur.  Walaupun ia tak bisa berjanji kedepannya tentang hubungannya dan Rara. Jujur, Raka sudah jatuh kepada Rara.

"Makasih ya bro. Walaupun lo belum maafin gue, gue tetep seneng kok kalau lo ngijinin gue buat jaga Rara. Gue janji gak bakal nyakitin Rara." Raka menepuk bahu Reza. Namun Reza menghindar pelan tepukan Raka lalu tersenyum miris.

Reza menatap kosong kearah lantai.

"Sekarang lo keatas dulu sana, temuin adek gue. Jagain dia. Gue mau pergi dulu. Mungkin pulangnya agak malem. Bokap sama nyokap gue gak ada dirumah. Mereka keluar kota beberapa hari. Jadi gue minta lo jagain Rara. Lo pakai aja dulu baju gue." Reza berucap dengan mata yang masih menatap kosong kebawah. Ia menghela napas pelan lalu berjalan kearah kamar. Beberapa saat Reza turun menggunakan jaket kulit dipadukan dengan kaos oblong dan celana jeansnya berjalan keluat membawa kunci mobilnya.

Raka melihat ternyata Reza pergi keluar menggunakan mobilnya, entah kemana. Raka menutup pintu rumah Rara dan berjalan kearah kamar Reza. Saat ia baru berada ditangga ia mendengar sebuah suara yang berasal dari kamar Rara. Ia berjalan cepat menuju kamar Rara.

Brak!!!

Raka membuka pintu kamar Rara keras. Dan betapa kagetnya Raka melihat Rara tersungkur dilantai.

"Astaga! Rara kamu kenapa?!" Teriak Raka lalu berlari kecil menghampiri Rara yang berusaha bangun. Raka membopong tubuh Rara dan mendudukan Rara di pinggir kasurnya.

"Kamu kok bisa jatuh gini sih?" Tanya Raka dengan nada khawatir. Rara bingung ingin menjawab apa. Gak mungkin ia bilang kalau kepalanya tengah sakit dan tadi ia mimisan.

"Gak papa kok Ka. Gue tadi cuma kesenggol kursi meja rias aja. Trus jatuh disini." Ucap Rara bohong agar Raka tak merasa khawatir dengan keadaanya.

"Ooh. Yaudah kamu istirahat aja dulu. Aku mau kekamar Reza dulu buat ganti baju. Trus nanti aku buatin makanan buat kamu ya." Raka mengelus lembut kepala Rara. Rara hanya menganggukkan kepalanya lalu memejamkan matanya dan akhirnya terlelap.

RAKA POV

Setelah obrolan gue sama Reza, gue bener-bener kaget plus bingung sama ucapannya. Didalam hati gue, gue seneng akhirnya gue masih bisa deket sama Rara. Tapi gue juga masih merasa bersalah atas apa yang udah gue perbuat dimasa lalu kepada Reza. Dia masih belum melupakan kejadian itu dan masih belum memaafkan kesalahan gue. Gue kira dia bakalan usir gue dari rumahnya setelah mengantar Rara kekamarnya. Tapi gue salah, dia malah nyuruh gue buat jaga Rara. Gue bener-bener ngerasa bersalah sama dia.

RARAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang