Part 9

3.5K 89 0
                                    

' Kebahagiaanmu adalah tanggung jawabku.
Jika Kamu bersedih, tentu membuatku merasa gagal.'

__________

"Ayah !"~

"Ayah !" ~

Ayya mengigau memanggil nama Ayahnya.

"Ayaaah...!" Teriak Ayya spontan membuka matanya.

Wajahnya terlihat pucat dan penuh keringat, ada rasa cemas disana.

Irfan yang mendengar Istrinya berteriak pun terbangun.

"Nyai, kenapa ? Mimpi apa sayang ? Sampe ngigau gitu !" Tanya Irfan cemas.

Ayya masih mengatur nafasnya yang terdengar masih memburu.
Ia melirik Irfan, lalu menangis.

"Aku mimpi Ayah jatuh ke jurang .
Mimpinya kayak nyata, Aku takut." Ayya makin terisak.

"Nyai, pengen ketemu Ayah. Pengen pulang, Kang !" Lanjut Ayya tersedu.

Irfan memeluk Istrinya seraya menenangkan, sambil mengelus punggung istrinya.

"Iya, sayang. Hari ini kita pulang ke rumah Ayah, ya !" Ucap Irfan pelan, berharap bisa menenangkan istrinya.

Irfan melirik jam dinding, jarum jam masih di angka 03.45 dini hari.
Berarti baru sekitar 2 jam mereka tertidur, setelah pesta kecil untuk Irfan.

Irfan melepaskan pelukannya, lalu mengambil air mineral di atas nakas.

"Minum dulu, Nyai. Biar sedikit tenang !" Irfan menyodorkan gelas, lalu memandang istrinya lekat.

Ayya menghela nafas panjang, berusaha menenangkan hatinya.
Setelah minum, Ayya menyerahkan gelas pada Irfan untuk di simpan lagi.
Raut wajahnya begitu cemas dan takut.

Irfan menghapus air mata di pipi Ayya, lalu mencium kening istrinya.

"Nyai, Takut !" Ayya meringis

"Engga apa-apa, sayang. Itu cuma mimpi, cuma bunga tidur.
Mungkin karna Kamu rindu Ayah, lagian sudah 2 bulan kita engga nengok Ayah." Irfan berusaha menenangkan istrinya.

Ayya terlihat agak tenang sekarang.

"Kita tidur lagi, yah ! Akang janji hari ini, pagi-pagi Kita pulang ke rumah Ayah." Irfan memeluk Ayya, membawanya tidur dalam dekapan.

***

Pagi-pagi sekali sekitar pukul 08.15, Ayya dan Irfan berangkat untuk berkunjung ke rumah orangtua Ayya.
Mereka menitipkan rumah pada Bi Yuyun, karena kemungkinan akan menginap disana.

Perjalanan ke rumah Pak Bandi (Ayah Ayya) menghabiskan waktu sekitar 3 jam, tepatnya di perkampungan daerah tangerang selatan.
Jalanan cukup macet hari ini.

Irfan memarkir manis mobilnya dihalaman rumah Pak Bandi, rumah sederhana dengan halaman asri yang cukup luas. Rumah dimana banyak kenangan indah Ayya dengan Almarhumah Ibunya.

10 tahun lalu Ibunya meninggal karena kecelakaan, saat Ayya masih sekolah dasar. Sejak saat itu pula Pak Bandi memboyong Bi Esih dan keluarganya untuk tinggal bersama.

Ayya segera turun dari mobil, sesaat setelah sampai.
Menghirup dalam-dalam udara yang masih cukup segar di halaman rumahnya. Hatinya lebih terasa tenang, dan senang sekarang.

"Assalamualaikum.
Ayah !" Ucap salam Ayya, seraya masuk ke dalam rumahnya yang tampak sepi.

Masih belum ada yang menyahut salam Ayya.

"Assalamualaikum .
Ayah, Bi Esih.
Irfan sama Ayya pulang." Ucap Irfan dengan suara lebih keras.

"Waalaikumsalam." Sahut seorang perempuan dari arah dapur, dan berjalan cepat menemui Ayya dan Irfan.

Nikah Muda (Pacaran Halal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang