Part 13

2.7K 67 2
                                    

' Aku bersyukur, karna Tuhan telah percayakan Kamu menjadi pendampingku.
Dan telah percayakan Aku untuk menjaga hatimu.'

**

Hari berganti dengan sendirinya, memberi banyak warna cinta dan pelajaran setiap detiknya. Tidak terasa ini adalah tahun ketiga pernikahan Ayya dan Irfan.

Pagi ini Irfan tengah sibuk merapikan dokumen penting untuk mengurus pajak toko mebeulnya, padahal malam tadi ia tidur pukul 1 pagi. Berkali-kali ia melirik jam, dan saat ini jarum jam menunjuk angka 08.55 .

Ayya memperhatikan suaminya secara seksama, sambil membawa kopi hitam ke ruang kerja Irfan "Akang, ini kopinya." Ucap Ayya menaruh kopi itu di atas meja kerja Irfan.

Irfan tersenyum sambil menatap sekilas istrinya "Makasih Nyai," balasnya, lalu meneruskan kembali pekerjaannya.

Sejak memperluas bisnis meubelnya, Irfan membuat ruang kerja di rumahnya, agar ia bisa bekerja sambil menemani istrinya. Padahal Ayya sendiri tidak pernah keberatan, jika Irfan ke toko mebeulnya.

"Akang kalo lagi serius, mukanya minta di cubit deh," goda Ayya mengelus lembut puncak kepala suaminya.

Irfan mendongak sambil tersenyum "sini ...," Ucapnya menepuk pahanya sendiri, mengarahkan Ayya untuk duduk di pangkuannya.

Ayya tersenyum senang dan langsung duduk di pangkuan Irfan, lalu melingkarkan tangannya di leher sang suami "Nyai rindu sama Akang! padahal Akang tiap hari nemenin Nyai terus." Bisiknya,

"Akang kan emang ganteng, siapa yang bisa nolak pesona Akang coba ?!" Jawab Irfan dengan pede nya, membuat Ayya merengut sebal, dan melepaskan pelukannya.

"Hm," ketus Ayya, seraya beranjak dari paha suaminya. Tapi, Irfan berhasil menahannya dengan pelukan, tenaga laki-laki emang lebih kuat.

"Ngambek lagi nih ?" Goda Irfan menaikkan satu alis matanya, lalu terkekeh melihat raut wajah Ayya yang masih merengut.

"Nggak..." Elak Ayya, yang tidak bisa berkutik dalam dekapan Irfan.

Irfan menghela nafas pelan, mencubit gemas pipi chubby Istrinya. Ayya selalu berhasil membuat pagi Irfan berwarna, hanya dengan tingkah manja atau ngambek yang tidak jelas.

"Nyai, tau gak ..?" Irfan sengaja memotong ucapannya,

"Apa..." Jawab Ayya masih tetap ketus,

Irfan mencium pipi istrinya "Kamu itu, selalu berhasil, bikin Akang jatuh cinta tiap detik." Muka Ayya seketika merah, membuat Irfan makin gemas.

"Udah gak ngambek, lagi kan ?" Tanya Irfan masih memeluk istrinya erat.

Ayya menggeleng, dan malah tersenyum  dengan mata berbinar.

Irfan melepaskan pelukannya setelah melirik jam tangannya, pukul 09.15 " Akang boleh berangkat sekarang, ya ?" Tanya Irfan, meraih tangan istrinya lalu mengecup lembut punggung tangan istrinya "Biar kayak film india." Lanjutnya tersenyum,

"Iya deh, suamiku emang pinter bikin istrinya lumer." Ayya beranjak dari pangkuan Irfan "Kopinya minum dulu sayang, Nyai bikinnya pake cinta loh..." Tukas Ayya,

Irfan langsung meneguk kopi kesukaannya sampai habis, lalu memasukkan dokumen kedalam tas kerjanya, di bantu sang Istri.

Ayya mengantar Irfan sampai depan, mencium punggung tangan suaminya, lalu kemudian melambaikan tangannya saat Irfan berlalu.

"Loh, Bi Yuyun dari mana ?" Ucap Ayya heran, melihat Bi Yuyun yang muncul dari luar gerbang.

Bi Yuyun menutup gerbang, lalu menghampiri Ayya "Itu Non, Saya tadi habis liat tetangga baru pindahan sambil beli sayur di mang jaja." Jelasnya,

Nikah Muda (Pacaran Halal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang