Part 10

3.1K 78 0
                                    

' Kehilangan memang menyakitkan, tapi bukanlah akhir dari segalanya.
Tersenyumlah, karna Allah akan mengganti setiap tetes air matamu, dengan bahagia yang berlimpah. '

__________

"Akang, bangun ." Rutinitas pagi seorang Ayya, membangunkan suaminya dengan puluhan kecupan mesra.

Harusnya hari jumat ini Irfan masih libur, apalagi sedang menemani sang istri di rumah orangtuanya.
Tapi karna urusan mendesak, Irfan tak bisa menolak.

"Emmhhh ." Irfan menggeliat, dan perlahan terbangun.

"Nyai pulangnya besok aja ya, Kang ? Masih kangen sama Ayah. " Pinta Ayya sambil memeluk Irfan, yang masih setengah sadar

"Iya, Nyai ." Jawab Irfan sambil membalas pelukan sang Istri. Dilihatnya jam dinding, waktu di angka 04.50 .

"Jam 11 juga kerjaan Akang kelar, kok ! Nanti Akang pulangnya langsung kesini, nemenin Nyai sama dede lagi." Lanjutnya,

"Lagian, kenapa harus masuk sih ? Bukannya sudah izin ya kemarin ." Ketus Ayya, mengerucutkan bibirnya tanda ngambek.

"Uuh, gemes kalo liat Nyai manyun. Pengen cium terus hehe ," goda Irfan mengeratkan pelukannya .

"Iih,
Yaudah bangun, sono mandi." Judes Ayya sebal, lalu melepaskan pelukannya.

"Yaah, pasti si Dede ngomporin nih di dalam sana. Sampai Bundanya ngambek mulu ke Ayah ." Gurau Irfan,

"Ayah aja yang gak ada waktu buat Bunda, kerja terus bagai kuda !" Cetus Ayya, sambil mengelus perutnya yang mulai buncit.

Irfan terkekeh melihat kelakuan istrinya.

"Iya, deh ! Ayah yang salah.
Dede bilang Bunda, ya. Ayah sayang banget sama Bunda, sama Dede juga."  Irfan mencium perut istrinya.

"Jangan ngambek sayang, Akang enggak lama kok.
Akang mandi dulu yah." Lanjut Irfan mencium kening istrinya kemudian berlalu.

Setelah berpamitan pada sang Istri dan keluarga, Irfan bergegas pergi bekerja pukul 05.30 . Sengaja lebih pagi dari biasanya, karna jarak yang lumayan jauh.

_____

Hari ini Pak Bandi terlihat sangat berbeda, wajahnya berseri seakan sedang jatuh cinta. Terlihat mempesona dengan pakaian jas koko, dan celana Bahan warna hitam.

"Ayah mau kemana, rapih amat ?" Tanya Ayya heran, sesekali memperhatikan dari atas sampai bawah.

"Mau Ziarah ke makam Ibumu, Ayah rindu sekali. Sampai terbawa mimpi." Jujur Pak Bandi,

Tidak lama Bi Esih pun keluar dari kamarnya, dengan baju muslimah hijau botol, andalannya.
'Cetar, ' Gumam Bi Esih dalam hati, sambil merapikan kerudungnya.

"Lah, kok. Bi Esih juga Rapih ?" Ayya makin heran.

"Mau ikut sama Ayahmu, Ibi kan sudah 2 bulan engga nengokin makan Ibumu.". Jawab Bu Esih,

"Ayya ikut, deh. Ayya juga kangen sama Ibu." Ucap Ayya.

Pak Bandi mengangguk pelan,

"Yaudah sana ganti baju muslim, mumpung masih jam 9 pagi. Ini, biar Ibi yang beresin." Timpal Bi Esih, seraya membereskan meja makan

Ayya mengangguk, lalu berlalu.

Ayya memang paling terakhir sarapan pagi tadi, katanya masih malas, mungkin karna suaminya tidak sarapan.

***

Di kantor, beberapa kali Irfan membolak-balikkan file laporan dari divisi keuangan kantor cabang.
Ada satu data yang tidak sincron, dan membuatnya sedikit frustasi.

Nikah Muda (Pacaran Halal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang