"hina aku bertemu dengan senjaku kemarin sore"
Ucap gadis bersurai hitam yang ia ikat secara asal .
Menceritakan hal kemarin saat bertemu dengan jaemin.
"heejin benarkah?"
Jawab hina tak percaya sambil menopang dagunya untuk medengar penuturan tau lebih jelasnya curhatan sahabat sedari kecilnya itu.
"dia semakin tinggi sekarang ,dia putih senyumnya masih sama "
Heejin begitu antusias menceritakan senjanya.
Menceritakan bagaimana mereka kemarin tertawa bersama sekaligus kesan yang amat mendalam .
"apakah kau tidak jadi melupakannya?"
Seketika senyuman heejin memudar dengan pertanyaan hina barusan .
Heejin menyukai pertemuan mereka yang pertama .
Pertemuan yang menurutnya sangat langka.
Pertemuan yang ia idam idamkan.
Heejin kembali merenung menatap hina yang masih sama ekspresinya sedikit memaksa.
Apakah salah jika heejin menyukai nya .
"apakah aku harus jawab pertanyaan mu itu?"
Bukannya menjawab heejin malah berbalik bertanya.
"tidak jadi ,lupakan saja"
Hina sedikit ragu mengucapkan nya karna ia hafal betul bagaimana sifat gadis didepanya .
Entah ada angin apa.
Heejin kembali terdiam .
Gadis itu melamun .
Yang biasanya kan selalu cerewet dengan berbagai kalimat muncul di mulutnya ,untuk mejelaskan sejelas jelas nya sekarang hanya bungkam.
Hina heran ,ia semakin merasa bersalah atas ucapan nya tadi.
"maafkan aku"
Sembari memeluk sahabatnya dengan erat.
"tidak perlu"
Heejin mendongak menatap sahabatnya.
"aku tau kamu mengkhawatirkan ku,tapi aku tau dimana titik untuk aku berhenti"
Hina menatap tak percaya kepada heejin .
Gadis itu tau mengapa sahabat nya mengatakan itu.