Jongin Pov
Hari ini adalah hari dimana pertama masuk sekolah baru. Bahasa kerennya itu MOS. Semua murid sudah berbaris di halaman, sedangkan aku sendiri masih berlari menuju halaman. Kalian tentu tahu alasannya, apalagi kalau bukan karena telat ke sekolah dan bangun kesiangan. Apalagi jalan macet tidak karuan.
Aku lupa mengenal kan diri, namaku adalah Kim Jongin. Biasa di panggil Kai atau Jongin. Aku hanya tinggal dengan nenek ku. Karena orang tua ku sibuk bekerja untuk membiayai sekolah ku dan kebutuhan ku.
Aku tidak terlalu menuntut apa-apa karena mereka bekerja juga demi ku dan demi masa depan ku. Aku masih ada nenek yang menjaga dan sayang padaku. Sekarang aku baru memasuki area dimana anak-anak yang lain pada berbaris, banyak juga yang terlambat pikirku. Kupikir hanya aku saja yang terlambat.
"Hey kau?" panggil seorang. Aku celingukan mencari siapa yang di panggil, hingga aku menujuk diri ku sendiri.
"Iya, cepat kesini." perintahnya. Aku maju kedepan, semua mata tertuju padaku. Aku tidak peduli.
"Kenapa kau terlambat?" tanyanya dengan aura intimidasi.
"Aku kesiangan."
Aku melihat dia mengeritkan dahi heran, melihat aku menjawab dengan cueknya. Tidak memikirkan apa-apa. Aku melirik teman-teman lain yang menunduk melihat ke bawah, lebih tepatnya melihat ujung sepatu milik mereka.
Aku tidak mau mengikuti apa yang mereka lakukan, memangnya aku takut apa. "Kau sudah berani tidak sopan kepada senior?"
"Lalu apa peduli ku, toh tidak ada yang perlu aku takutkan."
"Kau sudah berani padaku, kau harus di hukum? Cepat ikut dengan ku."
Dia menyeret ku dengan paksa dan genggam di pergelangan tangan ku kiat kuat. Aku tidak tahu kemana dia akan membawa ku, bahkan aku tidak mengenal dia sama sekali.
Aku shok, dia membawa ku ke ruang OSIS, ada apa kenapa dia membawa ku kemari. Tuhan tolong aku, Kai masih polos, jangan biarkan anak ini macam-macam padaku.
"Aku akan memberikan kau hukuman yang spesial, jika kau mau?"
"Ck! Aku tidak peduli Brengsek, aku mau keluar dari sini?" teriak ku padanya.
"Tidak! Sebelum kau menerima tawaran ku, panggil aku Sehun? Apa kau tidak mengenal ku?"
Oh jadi namanya Sehun, aku baru tahu. Eh tunggu Sehun, seperti aku pernah mendengar nama itu, tapi di mana iya. Dia melihat raut wajah kebingunganku, sampai akhirnya dia membuka suara lagi.
"Kau ingat dengan keluarga Oh, saat itu kau datang memenuhi makan malam yang di perintahkan oleh orang tua ku. Bukankan kau yang bersama adikmu itu, singa licik."
Ah, aku ingat ternyata dia mahkluk papan triplek yang di benci oleh Taehyung. Sial! Kenapa aku baru meningat wajahnya. Seharusnya model papan triplek itu menjadi ciri khas darinya.
"Sudah ingat?" tanya nya dan aku menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Bagus jika kau ingat."
"Bodoh, aku mau kau jadi pacarku?" katanya lagi.
"Apa!? Pacar? Aku tidak mau, yang benar saja!"
"Jadi kau tidak mau menjadi pacarku?"
"Tidak, aku tidak mau, bukankah tadi kau bilang ada hukuman spesial, apa yang akan kau lakukan?"
"Mau menjadi pacar ku? Atau menjadi babu dan juga bahan bullyaan ku di sini sampai kau lulus sekolah." acamnya padaku.
Siap rupanya dia sengaja, yang mana harus aku pilih, kalau begini aku tidak bisa melawan. Tidak ada yang menguntungkan bagiku. "Itu sama saja, Bre. Tapi aku tidak mau menjadi budak mu selama disini."
"Jadi?"
Seringai di wajahnya membuat aku muak sekali, siap sekali hidup ku bertemu dengan manusia pantat ayam ini.
"Kau sudah tahu jawabannya, jadi tidak perlu di tanyakan lagi." kesal ku padanya.
"Jadi sekarang kita pacaran, Bodoh. Kuharap kau tidak dekat dengan siapapun tanpa seijin ku." perintahnya.
Aku hanya mendengus sebal dengan kata-kata yang dia ucapkan. Kenapa aku bisa tunduk dengan mahkluk ini. Biasanya aku akan melawan, kecuali pada orang yang aku hormati.
"Jadi jangan nakal, Sayang?" ucapnya lagi. Setelahnya dia memeluk dengan sangat erat, membuat ku hampir kehabisan nafas.
•
•
•
•
•
Aku dan pantat ayam kembali kebarisan. Banyak orang memandang ku dengan tatapan aneh dan juga jijik. Apa aku sebegitu menjijikkan dimata mereka sampai melihat ku seperti itu. Mereka pikir mereka siapa.
"Sudah jangan di pikirkan, jika ada yang menyakiti mu bilang padaku?"
"Ini juga pasti karena ulah kau juga, aku yakin mereka semua adalah Fans mu?" kesalku padanya.
"Aku tidak peduli, lagian yang aku peduli kan hanya kau sekarang."
"Berhenti mengombal, aku bukan perempuan."
"Tapi aku melihat wajah memerah mu, Sayang."
Sial kenapa dengan wajah ku, hanya dengan kata-kata murahan itu saja mampu membuat aku panas.
"Berisik!"
Aku segera berlari meninggalkan Sehun untuk menuju barisan ku lagi, tapi aku sempat mendengar dia terkekeh.
Kehkehannya itu membuat bulu kuduk ku merinding, sepertinya aku takut sedikit. Ingat iya sedikit.
Kalian jangan pernah berpikir bahwa aku takut sekali dengan manusia pantat ayam itu. Karena itu tidak akan pernah terjadi.
End/Tbc...