Surat Ketigabelas

320 98 98
                                    

Maret, 28 2012.

Aku boleh senang gak? Walaupun aku harus tahan makian yang keluar dari mulut kamu, setidaknya aku tau kalau surat keduabelas ku kamu baca. Semua kalimat yang keluar dari mulut kamu tadi memang jahat, tapi tidak seberapa dengan rasa senang yang aku rasakan sekarang.

Nada suara kamu juga seperti keliatan peduli dengan aku, biarkan aku menghayal untuk sesaat.

Tapi aku masih bingung, kenapa kamu selalu ngasih aku tatapan itu setiap kita bertemu? Apa itu sebuah kode yang harus aku pecahkan? Tatapan kamu itu penuh arti dan susah untuk ditebak.  Tapi aku bakal berusaha untuk cari tau kok, itu pasti.

Dan aku mau kasih tau sesuatu, itu datang lagi. Aku hampir kehilangan kontrol, aku nggak bisa fokus ke satu arah. Untung aja bisa aku atasin, kata-kata kamu terulang begitu aja.

Susah ya? Aku udah tergantung dengan kehadiran kamu, aku terlalu kasih semua yang aku punya ke kamu, dan saat situasi ini terjadi. Aku ngerasa kehilangan banget.

Ternyata cinta itu rumit ya? Kadang kita harus ngelakuin hal-hal yang tidak pernah kita lakuin sebelumnya. Memaksa diri kita untuk disakiti, seolah kita memang harus disakiti untuk kalimat cinta yang entah akan datang atau tidak.

Tau bahwa itu adalah hal sia-sia tapi kita masih tetap perjuangin, kenapa ya? Aneh tapi selalu dicari-cari. Kamu juga gitu kan?

Setidaknya dari tindakan kamu yang ngebaca surat aku ini, aku jadi tau kalau kelemahan aku itu kelemahan kamu juga.

Sampai ketemu di sekolah besok.

Love, Aurora.

__________________

Tuhan yang tau
Betapa ku simpan rasaku
Meski ini tak mungkin
Ku bersamamu

Sejak ku putuskan
Menunggu dalam ketidakpastian
Itulah janji hati
Yang siap terluka

Jika Cinta harus memilih
Jika jalanku penuh lirih
Aku mencintaimu
Lebih dari apa yang kau tau

Jika memang tak akan mungkin
Jiwa aku menentang takdir
Aku tak salah
Teguhkan niatku
Tuk setia menunggu

Ku setia menunggu

Sejak ku putuskan
Menunggu dalam ketidakpastian
Itulah janji hati
Yang siap terluka

Jika Cinta harus memilih
Jika jalanku penuh lirih
Aku mencintaimu
Lebih dari apa yang kau tau

Jika memang tak akan mungkin
Jiwa aku menentang takdir
Aku tak salah
Teguhkan niatku
Tuk setia menunggu

Aku tak salah
teguhkan niatku
Tuk setia menunggu
-Afgan, Setia menunggu.

Surat yang tak tersampaikan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang